35. backstreet

49 11 17
                                    

"Nih kerjain sendiri! Gue mundur!" suara laki-laki itu kasar, menyentak dan sangat ketus.

"Kenapa, Ja?" tanya Sabna yang hendak masuk ke kelas, ia telah disuguhkan dengan lebaran kertas yang di berikan kasar oleh Raja.

"Gue gak akan pernah mau berurusan sama orang yang punya hubungan sama Athaya!" ucapnya kasar.

Belum sempat Sabna membalas, namun Raja telah menyelaknya.

"Lo gak usah ngeles," ketus Raja.

"Sekarang gini. Mau lo ikut atau engga, buat gue gak akan rugi dan kalaupun gue gak deket sama Athaya pun lo tetep gak akan mau, kan? Btw makasih soal-soalnya," balas Sabna lebih santai.

Lalu ia meninggalkan Raja menuju kelasnya. Seharusnya Raja menjadi partner kejuaraan Olimpiade tahun ini, tapi sejak awal Raja menolak kalau mereka akan menjadi rekan, masalahnya hanya karena Athaya. Siapapun yang deket sama Athaya Raja ogah untuk kerjasama, begitu kesimpulan Raja.

"Mereka punya masalah apaan si, jadi ngimbas ke gue, berasa punya musuh," batin Sabna kesal seraya duduk di kursi samping Indri.

Indri tapi belum dateng, sama seperti Resa yang demen telat, ya biasa anak sultan. Sultan bagi Sabna maksudnya orang yang suka dateng siang. Hebat btw julukannya.

Sementara Tiara gadis itu sudah pasti ke perpustakaan, sekaligus menghindari pertanyaan yang akan Sabna tanyakan tentang kebenaran saat melihat Tiara di rumah sakit kemarin.

Kertas di hadapan Sabna ia biarkan dan memilih untuk mencatat berbagai masalah yang harus diselesaikan secepatnya.

mission to be carried out

Sabna menulis di halaman buku catatan khusus pribadinya di bagian tengah buku dengan spidol warna hitam, sehingga membuat cetakan tebal di kertas berikutnya.

Ia sedang menulis misi apa apa dulu yang hendak ia selesaikan. Terlebih saat ini banyak sekali yang ingin cari tau. Dulu memang cita-cita kecilnya ingin menjadi detektif, karena mengidolakan tokoh detektif Conan yang menjadi Komik favorit saat Sabna duduk di Sekolah Dasar.

Ia mulai memainkan pulpennya dan menimang-nimang apa yang harus diutamakan.

Karena Olimpiade di adakan seminggu mendatang, maka dari itu Sabna ingin mencari tau permasalahan Athaya dan Raja. Sabna berfikir setelah tau permasalahan tersebut mungkin Raja akan terbuka dengan dirinya. 

Hal ini ia lakukan juga demi sekolah terlebih kepala sekolah seolah seperti tak punya pilihan lain selain Raja. Kalau bukan karena Raja rekan timnya, sabna juga ogah ikutan dalam permasalahan orang lain.

Misi pertama, cari tau akar permasalahan Raja sama Athaya. Begitu yang Sabna tulis di paragraf awal.

"Siapa orang yang paling dekat dengan salah satu diantara keduanya?" Sabna menimang-nimang.

"Sabna! Kemaren lo chat gue ya? Duhh maaf ya, gue tuh buka hape tadi pagi doang. Soalnya gue beneran mau fokus sama Olimpiade. Lo kan tau, ini for the first time gue ikutan ginian, seneng banget asli." Indri datang dengan kehebohannya membuat Sabna sedikit tersentak.

"Bagus deh," jawab Sabna sederhana.

"Eh gimana, udah ketemu jawabannya?" Indri mulai duduk di bangkunya.

"Udah."

"Ini apaan? Kok lo banyak banget sih soal latihannya!?" tanya Indri tak percaya yang menarik beberapa lembar soal di hadapan Sabna.

"Ya emang gitu, ini kan sains, ada biologi, kimia sama fisika. Berarti gue  belajar banyak banget dong ya? Otak gue juga punya kapasitas padahal."

Take to the SKY [ON GOING]Where stories live. Discover now