Queen of JOMBLO

69 14 21
                                    

Sabna bangun sebelum subuh lalu berniat untuk men-charge ponselnya, karena sudah semalaman ponsel itu menyala, gara-gara terlelap tidur ketika Athaya sedang berbicara dari telfon kemarin.

Entah bagaimana nanti saat di sekolah, Sabna malas menerka apa yang akan terjadi.

Sebelum benar-benar mematikan ponselnya ia sempat men-chek notif WA yang masuk. Dan teratas di raih oleh Athaya dengan total 50 message.

Jarinya lalu membuka pesan tersebut.

08***

Alesan lo ga mau terima gue apaan?

Gue bukan anak malem, apalagi doyan minum. Buat beli narkoba aja gak cukup. Apalagi nyewa cewe. #astagfirullah

Selain gue sayang sama keluarga dan elo, gue juga sayang sama kuota, jadi gak gue pake buat nge-game.

Terlebih gue juga hafal rumus matematika dasar sampe internasional. Gue si masi SMA, tapi otak mahasiswa.

Oh satu lagi, gak pernah minat tawuran, kalau pacaran masih mikir.

Pertanyaan pertama telah dia salin sebanyak 49 kali. Sudah Sabna jelaskan pun, masih batu. Kadang juga Sabna tak mengerti apa yang ada di pikiran Athaya, kenapa terus memaksa untuk menjadi pacarnya, dasar aneh.

Sisa pesannya hanya Sabna jadikan lelucon belaka.

Sabna juga sempat membuka chatannya dengan Tiara, yang kemarin dichat-nya. Namun di sana tertera terakhir di lihat seminggu yang lalu.

Diantara dua kemungkinan, gadis itu gak punya kuota atau terlalu fokus dengan Olimpiade sejarahnya. Yang pasti Tiara adalah gadis yang jarang sekali berduaan dengan ponselnya. She is nerd.

Usai sholat subuh Sabna kembali ke meja belajar, karena ini adalah waktu terbaik bagi otak untuk menerima pelajaran.

Sabna memang terbiasa belajar sehabis Subuh dibandingkan malam hari. Terlebih kemarin waktunya tersita hanya mendengar ocehan Athaya. Tunggu, harusnya Sabna yang bercerita. Ia mencoba untuk acuh, lalu kembali memilih fokus dengan beberapa soal yang belum dikerjakannya kemarin.

***

"Ka, sebenarnya lo masih suka sama si–singa bajingan?" Athaya yang tengah sarapan tiba-tiba bertanya pada Hanna yang telah siap untuk berangkat sekolah sedari tadi. Padahal jam menunjukkan pukul 05:50.

Mereka lupa bahwa jam di rumahnya dilebihkan 20 menit, awalnya sekedar ide Hanna agar Athaya yang dahulu sulit dibangunkan Tahajud. Tapi lama-kelamaan mereka terbiasa bangun lebih awal dari biasanya, maka dari itu kecerdasan mereka bukan main.

Belajar pada jam segitu dengan sungguh, jelas memudahkan mereka menerima materi, yang entah waktu tersebut digunakan untuk latihan soal atau sekedar membaca materi.

Hanna menyipitkan matanya, "Hah, siapa singa bajingan?"

"Maksud gue–Leo," terang Athaya.

"Udah tau cewek susah move on, pake di tanya segala!" balas Hanna ketus, bisa-bisanya Athaya merusak mood nya di pagi hari.

"Lagian gak sopan banget sih, ngatain kakak kelas bajingan. Sebut kek sekali-kali, pake 'kak' bagaimanapun dia kakak kelas lo, ketos juga kan, beradab napah!" omel Hanna, bisa di pastikan Hanna kalau moodnya ancur ya sudah, bakal ngomel terus.

Take to the SKY [ON GOING]Where stories live. Discover now