Mémoire : 15. Allergy

16.4K 1.9K 426
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Rosé mendatangi gedung perkantoran itu. Karena Ayahnya menyuruh Rosé untuk berhenti mengurus perusahaan. Begitu pun dengan Jennie, sedangkan Jisoo memilih tetap menjalankan perusahaan karena dia mampu.

Mungkin Rosé akan kembali kesini nanti saat sudah menyelesaikan pendidikannya. Masa depannya masih tampak abu-abu, karena Rosé pun belum memutuskannya walaupun Hyunbin sudah memberi lampu hijau.

"Berarti ini adalah hari terakhir kita bertemu?"

Rosé mendongak. Menatap Park Jimin yang kini sedang membantu membereskan barang-barang pribadinya. Gadis blonde itu merasa aneh dengan pria yang bekerja sebagai Sekretarisnya beberapa hari ini. Jimin tampak tak senang jika Rosé telah dibebaskan oleh Hyunbin.

"Kita bisa bertemu dimana pun." Jawab Rosè sembari memasukkan barang-barangnya ke dalam sebuah kardus.

"Jeongmal?"

Rosé mengerutkan dahi bingung. Apa hanya perasaannya saja jika Jimin tampak gembira?
"Tentu. Kau sudah ku anggap sebagai temanku walau kita baru beberapa hari bertemu."

Mendadak ruangan itu terasa sunyi. Jimin tampak terdiam, tak ingin membalas ucapan Rosé. Atau justru merasa tak suka dengan pengakuan Rosé. Tapi mengapa? Bukankah itu adalah hal yang membahagiaan jika Jimin sudah dianggap teman oleh Rosè?

"Sebagai hari terakhir kau bekerja sebagai Sekretarisku, bagaimana jika kita berjalan-jalan di luar?" tawar Rosé dengan cengiran lebar. Dan tentu Jimin tak akan bisa menolaknya.

.........

Layaknya seperti kebiasaan, setiap tahun saat Choi Siwon berulang tahun. Dia akan mentraktir semua staff dan traineenya. Namun untuk beberapa Mentor, petinggi DX Entertainment, dan trainee yang akan debut mendapatkan traktiran istimewa. Yaitu makan malam di sebuah restaurant ternama.

Lisa, Seulgi, dan Hoseok adalah tiga dari beberapa orang yang diistimewakan oleh Siwon. Mereka pergi dengan kendaraan masing-masing setelah pekerjaan di kantor selesai. Dan setelah sampai, mereka sudah disambut oleh beberapa trainee yang tampak antusias.

"Lisa Ssaem, ayo bergabunglah bersama kami." Salah satu trainee perempuan menarik lengan Lisa yang hendak duduk bersama Seulgi dan beberapa Mentor lainnya.

"Ya! Lihatlah. Para trainee benar-benar pilih kasih." Sahut salah satu Mentor Vocal yang terkenal amat galak.

Semuanya tertawa mendengar gerutuan itu, dan Lisa hanya bisa pasrah ketika trainee wanita itu semakin menariknya menjauh. Mendudukkannya pada meja yang kini dihuni oleh empat orang trainee. Mereka semua adalah orang-orang yang akan debut empat bulan ke depan. Seharusnya mereka berjumlah lima trainee, namun satu orang masih di rawat di rumah sakit akibat cidera parah.

"Ssaem, kau akan menerima tawaran Sajangnim kan?" bisik seorang trainee yang menarik Lisa tadi. Gadis bernama Jang Yera yang akan debut sebagai Leader dan Main rapper.

"Aku belum memikirkannya." Sahut Lisa seadanya. Karena memang itulah yang terjadi. Dia masih bimbang, ingin menerima tawaran Siwon atau ingin mendedikasikan seluruh waktunya untuk menjadi Mentor.

Melihat bagaimana kesibukan seorang Idol, membuat Lisa menjadi ragu. Karena saat ini dia hanya ingin memperbanyak waktunya bersama keluarga Kim. Terlebih sang kakak yang sedang sakit keras. Lisa tak mungkin melupakan Jennie hanya karena mimpinya.

"Bahas itu nanti. Lebih baik kita segera makan sekarang." Ujar seorang gadis yang duduk tepat di hadapan Lisa. Namanya Yoon Jaeni.

Semuanya mengangguk setuju. Beralih membuka buku menu untuk menentukan makanan apa yang akan mereka makan. Sedangkan Lisa hanya bisa melihat pergerakan para trainee itu karena dia tak mendapatkan bagian membaca buku menu.

Mémoire ✔Where stories live. Discover now