28.Auralaska

212K 17.4K 2.2K
                                    

Happy reading...

Ke esokan harinya

Maura tengah bersiap mengenakan pakaiannya, hari ini ia ada janji bersama Rahma untuk membicarakan masalah pekerjaannya.

Maura mengambil kunci mobil dan juga tasnya, ia segera keluar dari rumah dan menguncinya karena dirumah tidak ada orang, pagi-pagi tadi Aska sudah berangkat ke kantor karena ada meeting bersama klien.

Maura segera mengemudikan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah, diperjalanan Maura hanya bisa menghela nafas karena Jakarta begitu macet, Maura menatap arloji yang menempel pada tangannya sudah menunjukkan pukul 10 siang.

Lagi-lagi Maura hanya bisa menghela nafas karena seharusnya sekarang dia sudah sampai di tempat yang dijanjikan oleh Rahma.

Dua puluh menit terjebak macet akhirnya sekarang Maura bisa keluar dari zona macet dan mengemudikan mobilnya dengan lancar, tidak butuh waktu lama untuk mengemudi sekarang Maura tengah memarkirkan mobilnya di depan sebuah Cafe kecil yang terlihat elegan.

Maura keluar dari mobilnya dan segera memasuki Cafe, Maura menatap seluruh isi Cafe untuk mencari Rahma, tapi ternyata Rahma belum terlihat batang hidungnya disana jadi Maura bisa bernafas lega karena tidak membuat Rahma menjadi menunggu kedatangannya.

"Hey ra!" panggil seseorang, Maura menoleh ke sumber suara ternyata disana ada Rahma yang tengah melambaikan tangannya dari arah pintu masuk Cafe.

Maura tersenyum dan menghampiri Rahma.

"Gue kira udah dateng duluan ka," ucap Maura.

"Sorry banget, lo nunggu lama ya?" tanya Rahma.

"Engga gue juga baru dateng," ucap Maura.

Rahma mengangguk.

"Buruan yuk cari tempat duduk kaki gue pegel," ujar Rahma karena ia sekarang tengah memakai heels yang terlihat cukup tinggi.

Maura mengiyakan ucapan Rahma dan segera duduk di kursi tidak jauh dari tempatnya sekarang.

"Lo mau apa kak biar gue yang pesen?" tanya Maura.

"Samain aja ra," jawab Rahma, Maura tersenyum setelah itu ia segera pergi memesan.

Selesai memesan Maura kembali ke tempat duduknya.

"Btw lo mau bicara soal apa, ko ngajak gue ketemuan?" tanya Rahma.

Maura sedikit tidak enak dengan Rahma karena ingin membicarakan tentang keputusannya yang akan berhenti menjadi model, tapi bagaimanapun Maura harus mengesampingkan rasa tidak enaknya bukan?

"Kak gue mau berhenti jadi model," ucap Maura mantap.

"Apaa!" kaget Rahma seraya menatap Maura bahkan posisi duduknya yang tadinya santai berubah menjadi tegak.

"Gue mau berhenti kak," ucap Maura sekali lagi.

"Wait wait kenapa lo mau berhenti, lo nggak suka ya kerja sama gue ra" ucap Rahma terlihat tidak enak dengan Maura.

"Ngga gitu ka, gue ada problem dikit," jelas Maura, Rahma menghembuskan nafasnya pelan.

"Kalau boleh tau kenapa?" tanya Rahma.

"Maaf ka gue nggak bisa cerita," ucap Maura.

"Okee gue ngerti tapi masalahnya lo nggak bisa berhenti ra," ucap Rahma membuat Maura mengernyitkan dahinya.

"Maksutnya?"

"majalah lo udah kesebar dan respon mereka baik tentang lo, dan lo udah tanda tangan itu artinya lo harus terima apapun konsekuensinya," jelas Rahma panjang.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang