26.Auralaska

216K 18.4K 1.6K
                                    

Happy reading

Aska mengendarai mobilnya keluar pekarangan rumahnya, pagi ini ia akan pergi ke rumah orangtunya untuk menemui seseorang yang sebenarnya tidak ingin ia temui untuk selamanya, Aska melakukan ini hanya karena bundanya yang meminta, jika bundanya tidak meminta, Aska pasti tidak akan pernah menemui gadis yang pernah menjadi sahabat sekaligus mantan tunangannya.

Setelah 30 menit mengendarai mobil Aska saat ini sudah sampai di depan rumah orangtuanya, Aska memarkirkan mobilnya.

Aska memasuki rumahnya, pandangan pertama yang dilihatnya adalah bundanya yang tengah mengobrol dengan seorang gadis yang membelakangi posisinya, Aska tau betul gadis itu siapa.

Gia menatap ke arah pintu menatap kedatangan anaknya.

"Lara bunda ke belakang dulu kamu bisa bicara dengan Aska," ucap Gia menepuk bahu Lara pelan, Gia memberi isyarat kepada Aska agar segera duduk.

"Iya bun," jawab Lara lirih.

Setelah itu Gia memilih beranjak dari tempat duduknya.

"Gue kasih lo waktu lima menit buat bicara semua," ucap Aska tanpa berniat untuk menatap wajah Lara.

Gadis itu berbalik mendongakkan kepalanya menatap Aska.

Deg

Aska sedikit terkejut, tidak! Ia tidak terkejut tapi hatinya sedikit masih terasa ngilu saat melihat tatapan gadis di depannya yang sayu dan jangan lupakan air mata yang menetes dari mata indahnya, Aska berusaha menepis pikirannya.

"Maaf," ucap Lara berdiri dari duduknya dan menerjang tubuh Aska.

Aska terhuyung kebelakang beruntung ia bisa menjaga keseimbangannya.

"Gue nggak bisa maafin lo ra," ucap Aska mendorong pelan tubuh Lara.

"Kenapa?" tanya Lara menatap Aska dalam.

"Lo salah, andai lo nggk ngelakuin ini hubungan kita nggak akan berantakan," ucap Aska.

"Lo bisa maafin gue dan kita balik lagi kayak dulu," ucap Lara memegang tangan Aska, tapi dengan cepat Aska menepis tangan Lara.

"Gue nggak bisa karena gue udah punya istri dan gue cinta sama dia," jelas Aska.

"Jadi maksut lo kalau lo nggak punya istri lo bakalan balik sama gue?" ucap Lara menatap Aska dengan penuh harap.

"Nggak akan karena sesuatu yang hancur nggak akan bisa balik lagi kayak dulu sama kayak kita," ucap Aska.

"Gue akan perbaiki itu semua Aska asalkan lo mau maafin gue," ucap Lara

Aska terkekeh pelan.

"Harapan lo terlalu tinggi," ucap Aska.

Lara terdiam air matanya semakin mengalir deras membasahi pipinya.

Aska mengulurkan tanganya untuk mengelap air mata di pipi Lara.

"Jangan nangisin sesuatu yang nggak berguna ra," ucap Aska, Lara menahan tangan Aska ketika Aska hendak menurunkan tangannya dari pipi Lara.

"Lo masih peduli sama gue," ucap Lara.

"Gue nggak peduli tapi gue kasihan sama lo," ucap Aska menarik paksa tangannya dan beranjak begitu saja meninggalkan Lara yang terduduk lemas di sofa, perkataan Aska barusan seolah membuat jantungnya seperti tertusuk ribuan jarum yang amat menyakitkan.

"Gue emang pantes lo gituan ka," ucap  Lara sesenggukan.

Aska keluar dari rumah orangtuanya begitu saja ia segera memasuki mobilnya dan mengemudikannya di atas kecepatan rata-rata, pertemuannya dengan Lara barusan seolah membuat ingatan-ingatannya dulu saat bersama Lara berputar kembali tanpa ingin ia ingat.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang