12.Auralaska

289K 24.5K 3.3K
                                    

Happy reading...

Jam menunjukkan pukul sebelas malam sedari tadi Maura tidak bisa memejamkan matanya, Maura melirik Aska sekilas bibirnya mengerucut sebab Aska memunggunginya dan tertidur begitu nyenyak nya berbeda dengan dia yang tidak bisa memejamkan mata.

"Gue satu kasur tapi di cuekin, peluk kek gue kan istrinya bukan pajangan," gumam Maura seraya menatap punggung Aska jengah.

"Ssstt bisa diem," ucap Aska berbalik dan menyentuh bibir Maura dengan jari telunjuknya.

Maura membelalakkan matanya.

"Be..belum tidur?" Tanya Maura gelagapan.

"Jangan bilang kamu denger, nggak kan pasti!" Ucap Maura lagi.

Maura bergidik ngeri saat Aska mendekatkan bibirnya di telinganya.

"Aku denger Ra bahkan jelas," ucap Aska berbisik.

"Salah denger kali, ehm aku mau ke kamar mandi," ucap Maura ingin beranjak dari tempat tidurnya tapi tangannya di tahan oleh Aska alhasil Maura ambruk di dekat Aska.

"Ini kan yang kamu mau," ucap Aska merapatkan tubuhnya lebih mendekat kepada Maura dan memeluk Maura.

"A..aska," cicit Maura.

"Aku ngantuk Ra," gumam Aska di ceruk leher Maura, Maura menegang di tempatnya, nafas Aska membuat bulu kuduknya berdiri seketika.

Maura berusaha menghilangkan kegugupannya dengan memejamkan matanya, tapi dia tetap tidak bisa karena pelukan Aska semakin merapat di badannya.

Maura berusaha mengatur nafasnya

Matanya bergerak mengamati wajah Aska yang terlihat damai saat tidur, tangan Maura bergerak mengelus rambut hitam Aska.

Ternyata Aska sudah tertidur sangat lelap buktinya saat Maura mencoba menyentuh rambut Aska, Aska tidak ada pergerakan sama sekali.

Semakin lama mata Maura bertambah berat, karena sudah tidak bisa menahan kekantukan yang melanda dirinya perlahan mata Maura terpejam.

Maura tertidur.

....

ke esokan harinya.

Maura terusik dari tidurnya, bukan tanpa sebab Maura sedikit terganggu dari tidurnya pasal ya Maura merasakan sebuah tangan menyusuri wajah nya perlahan, siapa lagi kalau bukan Aska.

Aska yang mendapati Maura terusik bahkan tidak menghentikan kegiatannya dengan terang-terangan Aska mengamati wajah Maura yang terlihat cantik itu saat terkena sinar matahari.

Maura membuka matanya perlahan, awalnya Maura kesusahan menyesuaikan cahaya masuk di matanya tapi sebuah tangan kekar menghalangi cahaya tersebut mengenai wajah Maura.

Setelah nyawa Maura terkumpul sepenuhnya, dia kaget bukan main Aska menatapnya dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

Mimpi apa Maura semalam sampai mendapati Aska tersenyum padanya sepagi ini.

cup

"Morning kiss," ucap Aska membuat Maura melongo di tempat, jantung Maura ingin melompat keluar rasanya.

Aska mencium bibirnya sekilas!!

bahkan sangat sekilas tapi Maura merasakan bibir Aska masih membekas di sana.

Maura mngedip-ngedipkan matanya berulang kali memastikan kalau dia hanya mimpi, tapi sebuah suara menyadarkan Maura jika ini bukan mimpi.

"Jangan bengong," ucap Aska lagi masih tetap pada posisinya.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang