17.Auralaska

238K 21K 913
                                    

Happy reading...

Malam telah tiba langit yang tadinya terang sekarang sudah menjadi gelap, Maura tengah berbincang dengan Aska di ruangan kerja Aska.

"Maksut kamu aku nggak jadi kerja di perusahaan?" tanya Maura sedikit kecewa karena Aska tiba-tiba memberi tahukan jika Gilang pulang lebih cepat dari Kanada.

"Iya," jawab Aska.

"Yah aku kan udah bilang kalau aku mau kerja," ucap Maura.

"Iya aku tau," ucap Aska.

"Yaudah aku nggak jadi sekretaris nggak masalah asalkan bisa kerja, gimana?" tanya Maura penuh harap, tapi ternyata Aska malah langsung menolaknya.

"Enggak," jawab Aska cepat.

"Terus?" tanya Maura lagi.

"Kamu nggak usah kerja," jawab Aska sepenuhnya membuat Maura sedikit ingin marah.

"Nggak bisa gitu ka aku pengen kerja dan kamu tau itu," ucap Maura menatap Aska.

"Aku suka Maura yang penurut jadi turuti permintaan aku ra!" ucap Aska terdengar tegas di telinga Maura.

Maura menatap Aska tidak suka karena sikap Aska yang sedikit keras kepala.

"Kalau gitu aku terima tawaran jadi model," ucap Maura melenggang pergi dari ruangan Aska.

"Jangan coba-coba atau kamu akan dapat konsekuensinya Ra," ucap Aska menahan emosinya agar tidak melunjak karena perkataan Maura.

Maura tidak menjawab Aska ia langsung keluar dari rungan kerja Aska.

Maura tidak suka di kekang, ia suka kebebasan, Maura merasa Aska terlalu pemaksa untuk kali ini.

Maura mengotak-atik hpnya untuk menelpon seseorang dan tidak butuh waktu lama panggilan sudah terhubung.

"Hai R ada perlu apa kamu nelfon saya setelah nolak tawaran dari saya?" tanya seseorang di sebrang sana seraya terkekeh.

"Aku berubah pikiran kak," ucap Maura mantap.

"Maksut kamu apa?" tanyanya.

"Aku terima tawaran kakak," ucap Maura sekali lagi.

"Really?" tanyanya antusias.

"Iya," jawab Maura.

"Keputusan tepat R, saya yakin kamu akan sukses di dunia modeling," ucapnya.

"Jadi kapan aku bisa pemotretan kak?" tanya Maura.

"Nanti saya kirim jadwal kamu," ucapnya.

"Thanks kak," ucap Maura.

"Okeee see you," ucapnya sebelum panggilan terputus.

Maura menatap hp yang ada di genggamannya dengan perasaan yang sedikit tidak bisa terdefinisikan.

"Apa yang lo khawatirin ra sebentar lagi mimpi lo akan terwujud," ucap Maura, tidak lama kemudian bibirnya membentuk lengkungan indah, Maura merasa keputusannya kali ini memang tepat meskipun ia harus menentang Aska sekalipun.

Ting.

Ponsel Maura berdering.

Maura membuka room chat, matanya berbinar karena mendapat pesan jadwal pemotretan, dan jadwal pertamanya jatuh pada hari esok.

Cklek.

Maura seketika menoleh ke arah pintu, di sana ada Aska yang menatapnya intens selanjutnya Azka berjalan mendekati Maura.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang