56.Auralaska

156K 13.9K 3.2K
                                    

HAPPY READING GUYS

Aska menyiapkan sarapan pagi untuk Maura yang tengah berada di kamar, Aska membawakan satu gelas susu dan juga satu mangkok bubur ke dalam kamar.

Saat membuka knop pintu Aska melihat Maura yang masih tertidur dengan tenang, Aska segera masuk dan meletakkan makanannya di nakas, ia membangunkan Maura.

"Ra bangun," ucap Aska seraya memegang lengan Maura.

Maura membuka matanya hal pertama yang ia rasakan adalah pusing menyerang kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Aska seraya membantu Maura untuk duduk.

Maura menggelengkan kepalanya pelan.

"Bentar lagi aku mau berangkat ke kantor, mungkin pulang telat," ucap Aska.

Maura terdiam, Aska akhir-akhir ini selalu pulang telat, bahkan saat libur Aska tidak pernah di rumah, sudah terhitung seminggu lamanya Aska seperti itu.

"Bisa temenin aku, jangan berangkat kerja," ucap Maura menatap Aska penuh harap.

"Nggak bisa Ra, pekerjaan aku banyak di kantor," ucap Aska seraya mengelus pelan rambut Maura.

"Please temenin aku ka aku nggak mau sendiri di rumah," bujuk Maura.

"Aku panggilin bunda," ucap Aska.

Maura menggelengkan kepalanya

"Please ka," mohon Maura seraya memegangi lengan Aska.

Aska melepaskan tangan Maura.

"Jangan manja biasanya kayak gimana," ucap Aska.

Maura langsung terdiam, mulutnya tidak bisa berkata-kata lagi, matanya bahkan sudah memanas menahan tangis.

"Nggak usah cengeng, seharusnya kamu ngerti pekerjaan aku banyak, nggak cuman buat ngurusin kamu aja,"

Deg

"Kamu tau nggak ka kamu minta di ngertiin tapi kamu nggak pernah ngertiin aku," ucap Maura dengan tatapan sendu.

Aska menghela nafasnya panjang.

"Ayolah Ra kamu udah dewasa kamu bisa jaga diri kamu sendiri," ucap Aska

"Bukan masalah dewasa, tapi tanggung jawab kamu sebagai suami mana? Aku hamil anak kamu ka dan aku cuman mau di temenin," ucap Maura sudah terisak.

"Aku tanya sekali lagi apa kabar kamu yang kemarin mau gugurin dia hmm! Tanggung jawab kamu mana sebagai seorang ibu!" Ucap Aska sudah tersulit emosi.

Maura sudah tidak bisa menjawab lagi ucapan Aska hatinya terlanjur sakit akan ucapan Aska, padahal keduanya sudah sepakat tidak akan membahas masalah itu lagi.

Maura terisak, ia menggigit bibir bawahnya, ia takut dengan Aska sekarang, kenapa dia seperti itu dengannya..

"Minum susunya, jangan sampai dimuntahin lagi," ucap Aska tanpa memperdulikan Maura yang terisak itu.

"Aku berangkat," ucap Aska seraya beranjak dari tempat tidurnya dan memilih berangkat ke kantor meninggalkan Maura yang terisak pelan di kamar.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang