52.Auralaska

161K 13.2K 488
                                    

Happy reading....

Sudah satu bulan lamanya hubungan Aska dan Maura menjadi renggang, Maura memilih mendiami Aska tidak peduli berapa kali Aska meminta maaf Maura tetap diam bahkan sifat Maura semakin dingin tapi meskipun begitu Maura tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri.

Maura saat ini tengah menyiapkan baju Aska dan meletakkan di atas tempat tidur, sedangkan Aska tengah mandi.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka disana ada Aska yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang nya.

"Baju kamu udah aku siapin," ucap Maura berjalan ke arah kamar mandi, karena Maura tidak berhati-hati kakinya tersandung dengan karpet dan.

Brukkk

"Maura!" Pekik Aska, beruntung ia bisa memegangi tubuh Maura.

Maura memejamkan matanya erat, sangat erat.

"Hati-hati kamu nggak inget kalau lagi hamil," ucap Aska seraya mengangkat tubuh Maura dan membawanya ke atas ranjang.

Maura hanya diam saja, dia terlihat sedikit syok, kejadian terkahir kali ia masuk rumah sakit karena hampir keguguran.

Maura mengatur nafasnya pelan ia menatap Aska yang tengah menatapnya khawatir.

"Makasih," ucap Maura dingin.

"Lain kali hati-hati," ucap Aska.

Maura tidak menjawab, ia segera berdiri dari ranjang.

"Maura tunggu," ucap Aska.

"Kena..

Cup

Maura mematung di tempatnya, Aska tiba-tiba mencium keningnya cukup lama.

"Maaf ra," ucap Aska melepaskan ciumannya dan menatap Maura dalam.

Maura masih terdiam di tempatnya, entah mengapa perasaan Maura menjadi tidak karuan karena ucapan maaf Aska, tapi dengan cepat Maura memundurkan langkahnya ia menjauh dari Aska dan segera keluar dari kamarnya dan mengabaikan ucapan Aska.

Di dapur.

Maura mengambil beberapa sayuran dan mulai memotong-motongnya dengan pelan, tangannya lihai dalam memegang pisau tapi karena tidak berhati-hati pisau itu melukai jari Maura.

"Shh," rintih Maura ketika mendapati jarinya teriris pisau.

Maura segera berjalan ke arah wastafel dan membasuh darah yang keluar dari tangannya dengan air, setelah di rasa darahnya sudah berhenti Maura memilih duduk di kursi meja makan, ia terdiam Maura hanya bingung kenapa perasaannya semakin buruk saja.

"Maura," panggil Aska, dengan cepat Maura menurunkan tangannya yang berada di atas meja.

Maura hanya menatap Aska datar sedatar-datarnya.

"Kenapa?" Tanya Maura pada akhirnya.

Aska mendekat ia memegang tangan Maura.

"Aku kangen sama kamu Ra," ucap Aska, Maura menarik tangannya.

"Maaf tapi aku enggak," jawab Maura bohong.

"Udah satu bulan kamu diemin aku Ra, salah aku apa? Aku mabuk karena pikiran aku waktu itu berantakan, dan aku udah minta maaf sama kamu berkali-kali, aku udah maafin kamu juga apa yang kurang Ra," ucap Aska menatap Maura.

"Tanya sama Lara apa yang udah kamu perbuat," ucap Maura memilih beranjak dari tempatnya dan kembali ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.

Sedangkan Aska bingung apa yang di maksut oleh Maura, kenapa ia harus bertanya kepada Lara.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang