Iringan 25 : Potret

429 82 52
                                    

Sita

Gue melepas sebentar kacamata yang tengah gue pakai, mengelap hidung gue, dan memakainya kembali. Gue terlalu sibuk menatap laptop yang ada di depan sehingga enggak sadar kalau Mami membuka pintu kamar gue.

"Kamu beneran pergi sendirian aja Ta ke konsernya itu?"

Gue enggak sempat melirik Mami karena gue tengah memosisikan sebuah tulisan supaya bisa pas di tengah. "Iya, Mi. Ayi tiba-tiba ada acara sama temen band-nya."

Ya bohong deh, semoga aja enggak ketahuan. Awalnya gue enggak bilang Mami sama Papi kalau gue berakhir nonton Galaxy sendirian. Tapi, kemarin Kak Yasa bilang kalau tiket fisiknya bisa diambil hari H. Gue jadi ditanya, alhasil terpaksa bohong kalau Ayi ada urusan sama Antares. Bisa panjang urusannya kalau gue bilang enggak jadi nonton sama Ayi karena kita lagi berantem.

Ara masih sakit, Kak Yasa pergi ke Bandung, Saga ada acara pensi juga sampai malam dan dia enggak boleh balik duluan. Alhasil, gue memutuskan untuk nonton sendiri.

Gue yang sejak tadi belum melirik Mami karena menyelesaikan poster akhirnya mematikan laptop kemudian melirik Mami. Gue mendapati Mami sibuk menaruh pot berwarna putih berisi mini jade plant di rak dinding khusus tanaman yang ada di kamar gue.

 Gue mendapati Mami sibuk menaruh pot berwarna putih berisi mini jade plant di rak dinding khusus tanaman yang ada di kamar gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Loh, kapan Mami belinya?" tanya gue bingung. Karena sejak pagi, Mami sama Papi ada di rumah.

"Ayi yang bawain."

"HAH?" Gue memekik kaget.

"Iya, ada Ayi dateng. Lagi ngobrol tuh sama Papi. Makanya tadi Mami tanya lagi, kamu jadi nonton konsernya sama Ayi atau enggak."

Setidaknya gue bernapas lega karena Mami enggak curiga akan kekagetan gue ini. Sebenarnya sejak minggu lalu Mami tanya kenapa gue jarang pergi sama Ayi akhir-akhir ini. Untung Saga jago banget poker face-nya, jadi dia pura-pura enggak tahu apa-apa. Gue jawab kalau Ayi sibuk latihan sama Antares. Aduh maaf ya Yo, Bri, Wir, Gi, kalau bohong soal Ayi selalu bawa nama kalian.

Pada dasarnya gue enggak pernah bisa bohong dengan orang rumah. Biasanya kalau gue terpaksa bohong, besoknya gue akan jujur. Terus sekarang gue jadi merasa bersalah karena udah bohong.

"Mi, sebenernya Ayi jarang dateng tuh karena kita lagi berantem." Akhirnya jujur deh.

"Tapi, udah baikan?"

"Kayanya?"

Gue menjawab dengan nada bingung. Ketemu Ayi di rumah sakit kemarin saat menemani Aira, kita tentunya masih jauh dari kata baikan. Gue juga bingung harus bercerita seperti apa ke Mami. Karena sebelumnya, gue dan Ayi kalau berantem paling dua hari kemudian udah baikan.

Mami hanya menatap gue, menunggu penjelasan lebih.

"Sebenernya masalah kita selalu sama, Mi. Tapi, kita aja yang selalu sama-sama keras kepala."

Soundtrack: Dusk and DawnWhere stories live. Discover now