Side Story (5)

8.3K 1.1K 157
                                    

Rumah keluarga Chwe agak heboh dari biasanya. Koper besar dan kecil tergeletak dimana-mana. Seungkwan tidak memusingkan dua anaknya yang lari-larian di depan tv. Ia cuma pusing karena Vernon mendadak berangkat kerja hari ini padahal setaunya tiap awal bulan dia kan libur.

"Kamu sudah janji mau liburan sama anak-anak, taunya malah kerja begini kenapa sih tidak beri tau dari kemarin saja?!"

"Berisik.
Tuh baju aku lama-lama gosong kena setrikaan."

"Terus aku harus bilang apa sama mereka?!
Masa iya aku liburan sendiri sama anak-anak! Kenapa sih kamu tidak pernah berubah, Hansol-ssi?! Selalu saja membuatku bingung sendirian. SENDIRIAN-"

"Boo. Kalian liburan ke rumah nenek ku. Di New York."

"iYA JUSTRU ITU! RUMAH NENEK MU! BUKAN NENEK KU!"

"Dan aku tukar jadwal biar masuk kerja hari ini.
Kau pikir untuk apa?"

"...."

"......"

"Andrew, Scarlett, pack ur things baby.
We gotta go."

Tolong, Vernon Chwe.

Tolong.

Bicarakan maksud dan tujuanmu secara jelas. Dari dulu sampai sekarang, selalu saja membuat Seungkwan Chwe gagal paham dengan niat baikmu.

Kan kasihan.

--

"Aish Scarlett kenapa memasukkan banyak mainan ke tas? Duh, mami lupa cek lagi tadi aish."

"Nanu, mom!"

"Kkk makanya cepat besar, biar bisa sebut nama sendiri."

"Nanu is name???"

"Yes baby, tapi nama kamu Haneul bukan Nanu. Dan Dudu! Jangan digodain terus adiknya!"

"IH KOK DUDU??!!"

"Wae? Kamu juga seumuran Haneul waktu bikin nama panggilan sendiri."

"Kkk tapi Nanu Scarlett Chwe lebih tidak keren."

"No cool but cute!"

"Ya ya yaaa~"

Dua anak di waiting room itu kembali berceloteh. Scarlett dengan dialek koreanya yang kental tapi full pengucapan inggris. Dan satu lagi Andrew dengan dialek amerika-nya yang memadukan bahasa korea dalam pengucapan.

Interaksi mereka menjadi hiburan tersendiri bagi para calon penumpang lain. Makanya tidak ada yang masalah dengan bising bocah tersebut.

Seungkwan masih mengorganisir isi tas. Mengabaikan Andrew yang kini menarik kakinya ke dinding kaca mengarah pada runway, alias landasan pesawat yang terdapat satu mesin terbang siap bergerak di sana.

Anak perempuan di sampingnya tidak terlalu tertarik. Belum mengerti, mungkin. Makanya cuma berputar di tempat, mengibaskan dress merah jambunya. Senang mendapati perhatian orang-orang.

Well, sayang sekali seluruh pandangan harus teralihkan karena datangnya sekumpulan awak kapal yang melewati waiting room untuk ke holding bay. Delapan pramugari membentuk empat barisan berjalan, berlenggak lenggok bak model di catwalk.

Dan jangan lupakan tiga orang pria berseragam navy di barisan akhir.

Scarlett menggembungkan pipinya kesal. Merasa tak menjadi pusat perhatian lagi, ia pun melirik tajam deretan orang-orang hebat yang lewat.

Siapa sangka akan mendapatkan satu kedipan jahil dari pria bertopi yang menarik koper di paling belakang barisan.

"..pa?"

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang