Lain

10.8K 1.4K 198
                                    

Ada banyak momen antara ayah dan anak yang Seungkwan ingat. Apalagi dulu Andrewnya tidak terbiasa dengan kehadiran Vernon. Menjadi sedekat sekarang bukanlah perkara mudah sebab pangeran kecilnya sangatlah manja pada sang mami. Seakan tidak memberi kesempatan untuk tuan pilot itu hadir diantara keduanya.

Cinta segitiga macam apa ini, ya tuhan..

"Sini papi bantu."

Ucap Vernon, refleks mendekat kala melihat putranya kesulitan membuka toples permen.

Terkejut sih, tapi Andrew langsung menggeleng rusuh. Kaki kecilnya perlahan mundur, berbalik meninggalkan sang ayah dan berlindung di tubuh Seungkwan.

Penolakan seakan sudah jadi makanan sehari-hari bagi Vernon selama 2 tahun sejak Andrew lahir.

"Aish.. that brat."

"Wae, pangeran?
Papi iseng ya?!"

"Mana ada.
Aku baik begini mau bukain permennya malah dicuekin."

"...mommy."
Cicit Andrew, mengangkat toples ke arah Seungkwan dengan wajah tanpa dosa.

Gwaenchana, Vernon kuat, Vernon tabah. Tadi diacuhkan anak, sekarang istrinya juga tak merespon sama sekali keluhannya.

Mereka berdua malah asik sendiri. Andrew yang membuka permen kemudian disuapkan ke bibir Seungkwan, lalu Seungkwan yang berterima kasih seraya mengecup pipi gembil anaknya.

Dahlah.
Jadi orang ketiga memang tidak enak ya, Vernon-ssi.

"Suapin papi juga sana."

"Ugh..no."

"Wae? Nanti kan Andrew dapat cium dari papi juga. Eottae?"

Mata bulat itu bergerak gelisah, kemudian melirik ke arah sosok yang kini tak lagi berekspresi ramah seperti tadi.

Tapi Andrew mengangguk. Memberanikan diri berjalan ke arah pria dewasa di sofa sambil meremat satu permen yang sudah Seungkwan buka bungkusnya.

Tidak ada ucapan. Tangan kecil itu terulur, menunggu ayahnya menolehkan kepala.

"What?"

"A."

"Hah?"

"A!"

Dengan ragu, Vernon merunduk. Membuka mulut dan menerima suapan sang anak.

Hanya itu.

Ia tidak tau kenapa Andrew masih diam berdiri. Mata tak berkedip seakan menanti sesuatu dari ayahnya.

"..aku lupa. Bononie kan bodoh."
Gumam Seungkwan kala melihat sang anak sudah menggigit bibir tanda kesal.

Padahal tadi jelas Vernon menyaksikan interaksi dua orang tersayangnya, tapi sekarang dia yang tidak menerapkan hal serupa.

Pria itu hanya diam. Pandangan tak lepas dari tv, namun dalam hati, Vernon tetap bertanya-tanya kenapa anak ini tak kunjung bergerak.

Ia bahkan tidak kabur seperti biasanya.

"Apa? Andrew mau apa?"

"......"

"Oh, papi belum bilang terima kasih ya?
Okay, thank you baby. Love you."

Standar. Kalimatnya tak menyiratkan antusiasme sama sekali. Tapi elusan Vernon di kepala si kecil menghasilkan reaksi tak terduga.

Andrew membalikkan badan. Kedua tangan terangkat menyentuh bagian yang tadi diusak ayahnya, lalu tertawa sambil berlari ke arah sang mami.

Yah walaupun bodoh, kadang papi Chwe memang punya cara tersendiri yang menyentuh hati.

--

"Bononie yakin sudah bisa bekerja?"

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang