Saling

10.4K 1.4K 159
                                    

Tidak terasa sudah 20 chapters, 20k total readers, 4k total votes, 1k total comments, tapi masih ada pembaca ini work yang belum nyadar konsep judul di setiap chapter?

Sini dah, kita berantem.

Ga pekaan bat lu kek bonon.

Canda syg, maap.
:)

Btw hatur nuhun ya 😗

--

Pengajuan cuti tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Vernon sudah dua kali bolak balik menghadap atasannya tapi sulit.

Bulan ini adalah libur musim panas. Pekerjaannya tak bisa begitu saja ditukar jadwal. Diganti. Reschedule apalah itu sebab Vernon bukan hanya mengabdi pada Seungkwan, tapi juga seluruh dunia.

Maka seingin apapun ia mewujudkan permintaan sang istri, nampaknya mustahil terealisasi.

'Tapi membayangkan Bononie yang berdiri di samping Kwanie nanti saat dioperasi, sepertinya tidak terlalu menakutkan ya.'
Adalah kalimat terakhir Seungkwan yang ia ingat. Dan menjadi beban pikirannya selama sebulan belakangan.

Vernon memang tak pernah mengangguk.
Tak pernah setuju.
Tak pernah menyanggupi secara gesture maupun lisan.

Entah Seungkwan menyadarinya atau tidak, yang jelas Vernon tau kalau permintaan ini sudah berat dari awal.

"You can take a day off but not a month, mr. Chwe."

"But my wife-"

"I know.
But you're also a captain here. If you were a co-pilot maybe it wouldn't be such a matter. You see-"

Selalu seperti ini. Tanggal sudah semakin dekat, ia tidak bisa bersujud memohon hanya demi Seungkwan.

Bagaimanapun juga, dia masih tau diri soal profesionalitas.

"Okay. A day off."

"Tomorrow?"

"Yes."

Bisa apa cuti satu hari? Dipakai tidur juga tidak akan terasa, kan.

Seungkwan tidak tau kepulangan Vernon hari itu hanyalah kunjungan singkat. Bukan cuti seperti yang ia harapkan.

Dan si suami, tak bisa berkata apa-apa. Terlebih saat melihat istrinya sudah mengepakkan barang seorang diri untuk dibawa ke rumah sakit hari ini.

"Bononie mau istirahat dulu? Mau makan? Atau mandi dulu, mungkin?
Gwaenchana, Kwanie janji sama dokter jam 3 sore kok. Masih ada waktu-"

"Sayang.."

"Ne."

Bagaimana bisa Vernon jujur disaat wajah Seungkwan ceria seperti ini?
Bagaimana bisa ia tega menghancurkan kebahagiaan Seungkwan?

Ah, shit.
Benar kan, akhirnya namja itu hanya diam seribu bahasa. Sebuah pelukan diharap dapat menyalurkan kalimat yang tak bisa terucap.

Sayang Seungkwan malah menganggapnya sebagai rindu semata.

"Mwoya? Kok malah peluk? Aishhh jangan lebih dekat lagi, kasihan pangeran!"

"Boo."

"Apasih panggil panggil mulu daritadi?!"

"Kkk~ ani."

"Cih."

"......"

"........."

"Bononie-"

"Do you love me?"

Seungkwan mengerjapkan mata bingung. Ucapannya disela Vernon dengan pertanyaan aneh begini.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang