Side Story (3)

8.9K 1.2K 100
                                    

"Mom, you okay?"

Seungkwan tak bisa menjawab apa-apa lantaran sakit di perutnya harus ditahan. Tak kuasa menjerit ataupun teriak. Cuma duduk meringkuk bersandarkan tembok, beralaskan lantai. Keringat dingin menetes, tentu saja semakin membuat Andrew khawatir sampai terus memilin ujung bajunya seraya berjongkok menemani.

"Mommy.."

Ingin sekali Seungkwan menyuruh anak pintarnya untuk menelepon sanak keluarga terdekat. Atau bahkan memanggil tetangga sebelah, tapi tidak bisa.

Ini yang ia benci dari hidup tanpa suami.

Tak pernah bisa menahan sakit kalau sendiri.

"Appo.."

Bisik ibunya terdengar, tapi Andrew cuma bisa menatap. Berfikir tentang situasi, mencoba memahami keadaan tanpa perlu bertanya lebih jauh karena tau Seungkwan tak mungkin menjawabnya.

"Adik bikin mami sakit?"

"Uh, don't be naughty baby gurl.."

"Masih sakit mom?"

"Should Andrew call police?"

Nah, anaknya selalu saja begini.. membuat Seungkwan tertawa sambil menangis, kan tidak lucu.

"Kenapa polisi? Kkkk~"

"Cause someone's hurting you right now."

"Gwaenchana, mommy sudah baikan kok sekarang."

"You sure?"

Tidak.

Karena setelahnya, Seungkwan memejamkan mata.
Menyerah pada pusing dan sakit tubuhya.

Pingsan di depan kaki sang anak yang kini diam membeku. Shock tak bisa berkutik sama sekali sampai sebuah pintu utama terbuka pun ia tidak menoleh.

Vernon pulang.

Untuk pertama kalinya, disuguhkan pemandangan paling menyayat hati dimana tetes air mata Andrew mengalir langsung ke permukaan kulit ibunya yang kini terbaring tak berdaya.

--

"Kau yakin?
Bicara yang benar. Jangan gemetar.
Kau tau Andrew diam tapi mendengarkan disini."

"N-ne, hyung.
Operasinya nanti, 2 jam setelah Seungkwan sadar."

"Operasi?!
Maksudmu-"

"Ya..
Terpaksa prematur kata dokter."

Pria dewasa itu sudah tidak lagi fokus mendengarkan nasihat sang kakak di telepon. Ia cuma manatap wajah tirus sang istri. Dapat ditebak bagaimana lelahnya Boo Seungkwan yang tengah mengandung, sekaligus mengurus anak seorang diri di rumah.

Ia tidak heran kala dokter meminta persetujuan melakukan bedah darurat untuk kondisi tidak normal ini.

Sebab Vernon tak punya pembelaan lain setelah tau bahwa kelelahan merupakan faktor utama dari rekomendasi yang ditawarkan pihak rumah sakit.

Yap.
Rasa bersalah selalu hadir di akhir.

"Hebat sekali kamu selama ini tidak mengeluh, ya.."

Tutur si dominan, mengusap sayang kepala istrinya berusaha menyalurkan kehangatan. Membuat Seungkwan terbangun karena suara isakkan seseorang tiba-tiba saja terdengar.

"..bononie?"

"Hello, Andrew's mommy."

Memang Vernon menyapa seraya tersenyum. Tapi cukup membuat Seungkwan tertawa karena matanya yang merah kentara sekali habis menangis.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang