Last

9.7K 1.3K 230
                                    

"Oh, Andrew remembered that."

"Nah, berarti sudah kan ceritanya? Mami kasih bonus banyak tuh."

"Kkk aight. Gomawo~"

Seungkwan terkekeh, mengelus pucuk kepala putranya seraya bangkit. Melihat Vernon yang telah berpakaian rapih mengambil kunci mobil, membuat dirinya tersadar kalau matahari sudah tenggelam.

Tak terasa seharian ia gunakan untuk mengenang kilas-kilas indah kehidupan dengan sang anak.

Sekarang, waktunya kembali ke kehidupan nyata.

"Drew, mau ikut?"

"Where?"

"Jemput Scarlett.
Grandma tidak akan mengantar adik kecil mu pulang, kecuali papi paksa ambil."

"Ah iya. Ini sudah hari kedua ya.."

"Um. Terakhir kubiarkan nenek pirang itu menculik anakku, satu minggu ia hak milik tanpa basa-basi. Aish.."

"Haha. Wajar Nonie, cucu perempuan pertama jadi ya.. biarkan saja.
Yang penting orang tuamu senang."

Keduanya sibuk membicarakan bagaimana tuan dan nyonya Chwe mendambakan anak perempuan dan melampiaskannya sekarang pada cucu mereka. Agak kurang penting sih, kurang berimbas juga bagaimana kebaikan Seungkwan yang selalu menuruti kemauan mertuanya sebab Vernon tak lagi peduli.

Ia tidak mau mengulang kesalahan yang sama, makanya selalu mendekatkan diri pada anak setiap ada kesempatan.

Mungkin pekerjaannya sekarang tidaklah se-hectic dulu. Ia sudah tergolong sebagai profesional pilot dan bisa mengatur jadwal sendiri.

Sehingga waktu dengan keluarga tak akan lagi terbuang sia-sia.

Ah, jangan lupakan tokoh utama kita yang sekarang sedang memasang pose berfikir. Kemudian beringsut menyelinap di antara kedua orang tuanya.

Andrew sudah besar.
Putra Chwe ini semakin dewasa setiap harinya.
Menjadi kakak bagi Haneul Scarlett Chwe, tokoh lain dalam kehidupan Hansol Vernon Chwe yang menjadi alasannya untuk makin mencintai Seungkwan seiring dengan waktu berjalan.

"Um.. hey."

"Astaga, pangeran! Sejak kapan kau disini?!"

"Tadi.
Um.. mommy, papi.
Can you just.. make another Scarlett?"

"Hah?"
Keduanya kompak membeo. Tak mengerti maksud pertanyaan si kecil.

"Iya, jadi ada dua Scarlett-nya.
Satu untuk di rumah grandma, satu untuk di rumah kita. Begitu.
Bisa tidak?"

"No, Drew.
Tapi kalau bikin adik lagi papi bisa."

Sayang mulut enteng Vernon tak pernah berubah sama sekali. Selalu saja memancing Seungkwan untuk melayangkan tangan kosong di atas kepalanya secara spontan.

Tapi kemudian berakting seperti sedang mengelus sang suami sebab sadar ada putra kesayangannya disana.

"Tidak ya, Andrew baby.
Tidak ada Scarlett kedua, atau adik lagi. Pokoknya tidak ada."

"Why? Andrew tidak masalah kok punya dua adik perempuan. Kan mereka pasti cantik-cantik.."

"Bukan masalah-
Aishh..
Nanti kalau papimu sudah alih pekerjaan jadi PNS, baru mami mau punya anak lagi, okay?!"

"Ganti kerjaan ah~"

Keluarga ini..memang tidak ada habisnya untuk diceritakan.

Selalu saja ada momen baru yang mereka gambar. Dari yang awalnya hanya Seungkwan sendiri, lalu bertemu Vernon, hadirnya Andrew, dan sekarang Scarlett, banyak kemungkinan garis takdir baru yang nanti akan mereka buat.

Bagaikan tali tanpa ujung, kisah kehidupan pasangan tersebut hanya akan semakin panjang setiap harinya.

So, until the end of the day, just let them drew their destiny.

So, until the end of the day, just let them drew their destiny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-fin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-fin-

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang