Karena

10.9K 1.4K 162
                                    

Pertama-tama, saya mau mengucapkan kata maaf, karena tidak pernah menulis hurup tbc di akhir chapter sehingga bikin bingung kelen alias sengaja hyung.
Emang gitu konsepnya.

"Mommy."

"Yes, baby?"

Puk.

Andrew menjatuhkan diri di atas tubuh Seungkwan. Tangan melingkar di leher sang mami, lalu kepalanya bersandar di bahu, menghadap Vernon sambil melirik tajam.

"Andrew tidak akan seperti papi. Humph."

"What? Why are you-?"

"Papi bikin mami nangis terus.
Andrew won't."

Sedetik hening.

Dua detik.

Lalu detik ketiga, Andrew menjerit karena tubuhnya dibalas pelukan erat oleh Seungkwan. Tidak lupa hujan ciuman dari namja manis itu di seluruh wajah si anak, Vernon sampai harus menarik kupluk hoodie istrinya supaya menjauh.

Entah karena kasihan sama Andrew atau karena cemburu, yang pasti wajahnya jelek saat ini.

"Apa maksudmu? Papi tidak seperti itu."

"Yes, you are!"

"No!"

"Mommy, is that true?!"

Seungkwan berpikir sejenak, mendelik ke arah Vernon, kemudian menggeleng rusuh.

"Benar kata pangeran.
Papi bikin mami nangis terus!"

"See?!"

--

Malam sudah sangat larut, tapi Seungkwan belum juga tidur. Tangannya terulur ke atas, menerawang selembar kertas di bawah sinar lampu. Tersenyum simpul sambil mengelus permukaan tersebut dengan pelan.

Sebentar lagi suaminya sampai di rumah. Ia tidak sabar untuk memberikan kejutan kecil ini dan melihat bagaimana reaksi Vernon.

"Pangeran.."

Suara kecil Seungkwan dibalas ceklekkan pintu rumah. Kemudian terkunci. Beberapa menit terlewat, sesuai dugaan. Vernon masuk kamar dengan wajah terkejut lantaran lampunya masih terang benderang.

"Mwoya? Belum tidur? Kau menungguku?"

"Ne!"

"Kkkk~ ada apa? Kenapa terlihat segar sekali?"

"Bononie, sini cepat!"

Excitement Seungkwan mengundang rasa penasaran Vernon. Namja tampan itu pun naik ke atas kasur tanpa mengganti seragamnya. Duduk bersandar pada headboard sebelum menatap sang istri dengan alis terangkat.

Agak heran sih melihat namja cantiknya tiba-tiba tersenyum jenaka begitu. Mendekat, mencium bibir si suami secara bertubi-tubi, lalu tertawa tanpa alasan. Tapi Vernon tetap membalasnya. Tidak lupa melingkarkan tangan di pinggang Seungkwan kala ia mendudukkan diri di atas pangkuan.

"Bononie hebat."

"Ne?"

"Hebat sekali tebakannya benar. Kkk~"

Kali ini Seungkwan menutup senyumnya dengan selembar kertas hitam putih. Sejenak membuat Vernon terdiam. Duduk tegak. Lalu merebutnya.

"Ini-?"

"Iya, foto pangeran.
Tampan, kan? Hehehehe."

Entah Seungkwan yang sudah terlalu gila karena bahagia, atau Vernon yang agak bodoh karena tidak tau sama sekali harus dilihat dimana bentukan 'pangeran'nya, yang pasti mereka berdua senang.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang