dan

10.9K 1.5K 297
                                    

Tidak, cerita mereka tidak berakhir begitu saja dengan pertunangan indah yang membuat iri tetangga.

Ada kalanya kesulitan terasa, sebab sebulan lebih waktu Seungkwan kebanyakan dilaluinya sendirian di apart.
Vernon juga tak mudah dihubungi karena perbedaan waktu.

Seperti sekarang.

Setiap jarak satu jam Seungkwan harus menggigit jari menunggu teleponnya diangkat, namun jawaban operator selalu menjadi akhir penantiannya.

Ia cemas, tentu.

H-3 resepsi, tapi kenapa semua orang terkesan lupa? Vernon tidak pulang. Keluarganya belum ada yang berangkat ke NY. Dia disini sendirian dengan rutinitas membosankan.

"Sekali lagi, kumohon.."
Ucapnya dengan kaki yang uring uringan kesana kemari.

Well, sepertinya sekarang ia beruntung.

"Yeoboseyo?"

Kalian tidak tau seberapa berpengaruhnya suara singkat Vernon terhadap Seungkwan.
Namja manis itu seketika menghela nafas lega, tubuhnya bersandar pada dinding dan bersidekap. Menumpuk keberanian untuk sekedar bertanya 'kapan pulang'.

Sebab, yah..dia terlalu tau diri. Tak mungkin kan membuat Vernon khawatir hanya karena ia ingin sekali calon suaminya segera pulang.

Tapi ini.. sudah menjadi puncak kesabaran Seungkwan.

"Boo?"

"..nonie kapan pulang?"

Ada jeda lama dari seberang. Entah karena Vernon sedang sibuk, atau namja itu tak mendengar bisik kekasihnya, tak ada yang tau pasti.

Seungkwan tidak ingin mengulang pertanyaan. Ia sibuk menggigit bibir menunggu jawaban.

"Nonie?"

"Sejak kapan kau memanggilku seperti itu?"

"Eh? Um..molla.
Refleks, kayanya."

Tubuh Seungkwan seketika lemas. Benar dugaannya, Vernon tak mendengar pertanyaan tadi. Kaki pun tak mampu menahan diri lagi, tubuh merosot ke lantai sementara mata terpejam menahan tangis.

Sekarang ada hasrat ingin mengatakan yang lebih.

Seperti, 'pulanglah'.

Tapi ini adalah kalimat yang paling mustahil ia ucapkan.

"Wae? Kau tidak biasanya diam begini?"

"..."

"Boo, gwaenchana?"

"Um, gwaenchana! Hehe."

Palsu. Terlalu jelas suaranya dipaksa terdengar bahagia.

"Lalu kenapa telepon? Butuh sesuatu, hm?"

"...ne."

"Apa?"

Anda, tuan Chwe. Anda yang paling Seungkwan butuhkan saat ini.

Bagaimana cara bilangnya?

Seungkwan sudah frustasi dengan situasinya sekarang. Sendirian, kesepian, juga acara yang membuatnya kepikiran.

Ia butuh teman bicara.

Ia butuh teman untuk menenangkannya.

Ia butuh Vernon.

"Aniya. Tidak jadi. Kau pasti sibuk, maaf menggang-"

"Tidak sibuk, kok."

"B-benarkah?"

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang