.

10.5K 1.4K 255
                                    

Yang ngetawain judul, gua gebuk. 😡

--

Sekarang, mari kita gali sisi lain dari kisah cinta segitiga keluarga Chwe.

Si manis Andrew dan mommy kesayangan.

Mereka sudah biasa kemana-mana berdua. Belanja kebutuhan rumah seperti sekarang bukanlah hal yang baru.

Tapi kehilangan putranya karena kurang hati-hati, baru menjadi pengalaman terpanik Seungkwan selama hidupnya.

Aneh. Andrew tidak biasanya pergi dari sisi sang mami. Dia selalu mengekor dengan senang hati, meski banyak godaan untuk melipir.

"Putraku setinggi ini. Terus rambutnya coklat lurus. Mata bulat dan-"

"Tuan, bicara pelan-pelan.
Jangan panik. Toko kita tidak terlalu besar-"

"iYA TOKO MU TIDAK BESAR, TAPI MAL INI BESAR!"

Habis sudah kesabaran Seungkwan. Ia takut. Sangat takut kalau terjadi apa-apa dengan bocah tersebut.

Apalagi kalau sampai Vernon tau, aish. Ia bisa bayangkan bagaimana digantung di sayap pesawat semenyeramkan apa nantinya.

"Mommy."

Suara nan halus, lembut, dan tenang datang dari arah belakang Seungkwan.

Andrew berdiri disana. Tangan kiri menggenggam satu buah jeruk, dan tangan kanan sibuk membawa donat yang sudah tergigit.

"Look. Dudu dapat tangerine.

Mommy suka, kan?"

Tak ada respon kala buah tersebut dijulurkan. Mungkin sibuk mencerna keadaan, atau ingin marah tapi tidak bisa, yang pasti Seungkwan hanya menghela napas. Merunduk, kemudian minta maaf pada satu karyawan yang tadi ia bentak.

Malu lah. Sudah marah-marah, tapi ternyata anak pintarnya ini bisa dengan mudah menemukan maminya.
Sambil bawa hadiah, pula.

"Andrew.."

"Ya?"

"Sini mami peluk!"

"Aaaaaaahhhh noooo!!"

Telat. Seungkwan terlanjur mendekap erat putranya. Ia bahkan membawa tubuh kecil tersebut ke kanan ke kiri, tertawa gila sebab tidak tau bagaimana caranya marah pada bocah semanis ini.

Andrew tidak pernah tergoda dengan mainan atau barang yang membuatnya penasaran saat berjalan beriringan dengan mami di toko perbelanjaan.

Namun kali ini, cuma karena satu benda yang maminya suka, ia sampai rela melipir dan berakhir mencari-cari jalan untuk kembali. Memberanikan diri bertanya pada kasir, nenek yang sempat ia lewati, lalu penjual donat cepat saji, dan sampailah dia dengan sendirinya kala mendengar omelan sang mami.

Kalau dipikir, perjalanan Andrew panjang juga sih. Memang terlihat tenang, baik-baik saja. Tapi saat berada dipelukan begini, Andrew jadi tak kuasa lagi membendung perasaannya.

Ia biarkan donat di tangan jatuh, kemudian dengan hati-hati, Andrew balas pelukan Seungkwan.

Menangis sambil menggigit bibir, enggan menjadi perhatian khalayak ramai.

"Aigu baby.. kau pasti ketakutan, hm?
Lain kali bilang mami saja, okay? Jangan pergi sendiri. Mami juga takut kalau Andrew tiba-tiba pergi seperti tadi.."

"Uh..um. Sowwy.."

"Pfftt hahahaahaaa sayaang~ dah jangan ditahan tangisnya. Sini sini. Gwaenchana, anak laki boleh nangis kok."

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang