Mencintai

10.5K 1.4K 101
                                    

Dua hari pasca operasi, tapi si pasien tidak terlihat di ruang rawatnya seharian ini.

Kemana Seungkwan?

Bukankah harusnya ia istirahat, memulihkan seluruh tenaga, dan tidak diperbolehkan kemana-mana sampai waktu yang ditentukan?

Well, anak itu selalu punya cara untuk menyelinap kesini.

Ruang kecil dengan dinding kaca, yang di dalamnya terdapat beberapa inkubator dimana salah satunya ada bayi berwajah semi asia, berselimut biru, terpejam tanpa ada niatan untuk membuka mata menyapa orang tuanya.

"Tuan Chwe, kau disini lagi."

"Eh?"

Kaget, tentu.
Ini perawat ketiga yang menegurnya dalam sehari. Makanya Seungkwan cuma cengengesan, tapi tetap menempelkan wajahnya di dinding kaca guna melihat objek disana.

"Nona, kapan Kwanie boleh menyentuhnya?"

"Besok, tuan.
Aku akan mengantarnya langsung ke kamarmu. Jadi tunggu saja dan istirahat dengan baik, mengerti?"

"Mau pegang sekarang.."

"Tidak bi-"

"Please."

Siapa yang tidak akan luluh saat melihat ekspresi lembut Seungkwan? Matanya yang tak pernah lepas dari si bayi, lalu bibir kecilnya yang bersuara rendah, perawat itu sepenuhnya tau kalau Seungkwan tengah menahan tangis.

Maka helaan nafas mau tak mau menjadi jawaban, kemudian mengangguk.
"Baiklah.
Aku antar nanti anakmu, sekarang kembali ke kamar, arachi?"

"Benar?!"

"Iya, tuan. Tapi prosesnya lama. Makanya kau harus menunggu.."

"Huft."

"Lagian.. ada tamu yang mencarimu daritadi."

"Ne?"

Tidak mungkin Vernon. Seungkwan tau suaminya sedang ada di belahan dunia lain. Nuna atau orang tuanya juga baru bisa kesini minggu depan.

Lalu siapa?

Sesampainya di pintu kamar, Seungkwan terperangah tak percaya.
Disana duduk seorang wanita- ani. Pria berperawakan dan berwajah super cantik dengan anak laki-laki berusia di sisinya.

Tidak kenal sih, tapi entah kenapa Seungkwan sangat excited makanya langsung maju menampakkan diri dengan mata berbinar.

"Annyeong! Kau mencari Kwanie? Aku Kwanie."

Si tamu sontak menoleh, dan Seungkwan spontan mengeluarkan suara kagum melihat kesempurnaan sosok ini dari dekat.
Terlebih saat ia balas tersenyum, menyambut jabat tangan Seungkwan kemudian memberi pelukan hangat.

Ya tuhan, seperti dipeluk malaikat rasanya.

"Halo. Maaf aku baru sempat bertemu.
Kenalkan, Yoon- ah, salah. Choi Jeonghan imnida.

Kakak iparmu."

Kakak..ipar?

Berarti..

"Istri Cheol hyung?!!"

"Kkk~ ne."

"Wah..

WAH.."

Belum, Seungkwan belum selesai terpana apalagi saat Jeonghan mengenalkan putra sulungnya yang- kentara sekali hasil produksi unggulan antara darah Choi dan darah malaikat.

Sepertinya Seungkwan lebih senang bertemu orang ini dibanding bertemu dengan suaminya sendiri.

Lihat, dia bahkan peka sekali menyuruh Seungkwan untuk kembali naik ke atas kasur. Memposisikan bantal ke tempat yang nyaman, membawa minuman ke tangan Seungkwan, oh my.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang