Hidup

10.8K 1.4K 223
                                    

Ini judul makin lama makin cringe aja, anying.

--

Andrew paham, seorang captain memang  jarang pulang ke rumah. Sedikit waktu dalam sepekan mereka bisa habiskan bersama tapi kenapa.. maminya tak pernah terlihat keberatan?

Padahal banyak hal untuk dijadikan alasan maminya marah pada sang papi. Bukan masalah kepulangan saja. Mulai dari sikap cueknya, kepekaannya, lalu kadang-kadang tingkah bodohnya,
Tapi kenapa Andrew tak pernah melihat mereka bertengkar?

Yang ada malah semakin mesra tiap ketemu.

"Um..."

Keduanya kompak merespon, menghadap Andrew yang tiba-tiba saja termenung di pangkuan Vernon.

"Have you two ever had a quarrel?"

....

.....

......

"Why..?"

"Nope, Andrew hanya..penasaran."

Vernon terkekeh sebentar, melirik sang istri di sebelahnya, lalu mengangguk.

"Pernah.
Tentu saja pernah."

--

Sensitif mungkin bisa dijadikan alasan, tapi tidak untuk segala hal.

Vernon pernah muak sama tingkah istrinya yang terlalu sensitif. Kurang pengertian. Dan mudah sekali menangis.

Seungkwan juga. Bukan sekali, bahkan beberapa kali dirinya dibuat lelah karena hubungan mereka yang jauh dari kata normal. Kurang pekanya si suami. Apalagi kalau sudah masalah perasaan.

Puncaknya adalah ketika usia kehamilan Seungkwan menginjak bulan ke-enam.
Tubuhnya tak lagi bisa dikatakan indah, mau tak mau menimbulkan turunnya kepercayaan diri, meningkatkan sensitifitas dan kecemasan tersendiri.

Semua itu ia rasakan tanpa bantuan siapapun. Bahkan sang suami pun menganggap enteng permasalahan ini. Semua keluhan Seungkwan..ia respon seperti angin lalu.

"Bononie, sepertinya Kwanie butuh pakaian dengan ukuran besar. Boleh Kwanie membelinya?"

"Kan ada pakaianku disana, Boo. Kau kenakan saja."

"Ani. Um..tetap keliatan. Kau tau.. perutku..."

"Besar, begitu?"

"Ne.."

"Kau malu?"

"Bukan malu, hanya-"

"Aish kenapa hidupmu menyusahkan sekali, huh?"

Menyusahkan.

Menyusahkan.

Menyusahkan, katanya?

"Pakai saja yang ada. Anak kita baru 6 bulan, sebesar apa memangnya huh? Dia satu, bukan dua."

"...."

"Kalau kau malu untuk keluar hanya karena perkara baju, ya sudah diam saja di rumah. Mudah, kan?"

"Tapi-"

"Tidak ada tapi-tapian. Sudah, aku sibuk."

Salah Seungkwan sih tidak menanyakan waktu dulu ketika hendak menelepon.
Ia tidak tau kalau Vernon sibuk, lelah, atau semacamnya sehingga inilah yang didapat.

Kalimat menusuk, bukan manis seperti biasanya.

Padahal Seungkwan baru mengeluhkan satu hal, bukan hal-hal lain yang tak kalah penting tapi Vernon sudah enggan mendengarkan.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang