27. Kontrak

2.3K 302 37
                                    

Setelah Aziel pergi kedua kembar ini berlutut didepan rajanya sembari bertanya,

"Mengapa tidak kami yang kau kirim?"

Fergus kembali berpikir, dan dia baru saja menyadari bahwa kelakuan Aziel yang selalu membuat onar dan melakukan apapun yang dia mau meskipun ia sedang berada dalam tugas.

"Astaga...." Umpatnya pada dirinya yang terlalu bodoh untuk mengirim Aziel pergi.

"Bagaimana jika kami pergi menyusul nya?" Tanya Rai.

Fergus melambaikan tangannya memberi tanda bahwa mereka diperbolehkan untuk pergi. Dan setelah mendapatkan izin Rei juga Rai langsung pergi secepat kilat menyusul Aziel.

"Aku tak yakin mereka bisa mengejar Aziel." Ucap Ciel Ackerley yang sedang berdiri tegak di sisi kanan singgasana.

"Aku tau itu..." Balas Fergus mengerut keningnya yang pusing.

.
.
.

Disaat Chan juga Nevatara akan pergi seorang dengan kulit putih dan berambut pirang menghalangi jalan mereka.

"Kalian mau kemana?" Tanyanya.

"Tempest? Darimana saja kau?" Tanya Chan balik tanpa menjawab pertanyaan dari manusia naga didepannya.

"Jawab saja pertanyaanku."

"Aku ingin menemui Fergus." Jawab Chan dengan wajah yang sangat serius.

Mendengar nama Fergus disebut, tangan Tempest kembali bergemetar wajahnya berubah pucat dan keringatnya yang begitu banyak.

"Kenapa...? Kenapa kalian ingin menemuinya?" Tanya Tempest serak.

Nevatara akhirnya menjelaskan semuanya pada Tempest dan itu membuat ketakutan manusia naga itu sedikit lemah.

"Jadi kami harus pergi cepat." Ujar Nevatara menggeser badan sang naga pelan.

"Tunggu kalian!" Langkah kedua saudara itu terhenti ketika Tempest memanggil nya.

Chan berbalik dan bertanya,
"Apa?"

"Aku akan mengantar kalian, pasti kalian tidak tau dimana dia tinggal bukan?" Tawar Tempest.

Nevatara langsung berbalik badan dengan wajah kagetnya,
"Tapi nanti kamu..."

"Tenang aja, sudah saatnya aku tak berlarut dalam ketakutan ini." Balas Tempest tersenyum.

Eh bentar kok kayak... Nevatara ke Tempest ya... -Era

"Makasih." Ujar Chan tersenyum.

Mereka bertiga berjalan hingga keluar kota, lalu Tempest menggunakan wujud aslinya dan membiarkan kedua saudara itu menaiki punggungnya.

"Peganganlah yang erat." Ujar Tempest mulai mengibaskan sayapnya terbang ke udara.

Kedua saudara itu berpegangan dengan erat di sisik naga bahkan tak berani bergerak dari tempat setelah Tempest melaju cepat.

.
.
.

Sekarang ruangan yang tadinya untuk berkumpul menjadi sepi tertinggal Seungcheol juga Jeonghan yang duduk berhadapan di meja yang panjang.

"Jadi apa rencanamu sekarang?" Tanya Jeonghan mengangkat kaki kanan ke atas paha kaki kirinya.

"Apa yang bisa kulakukan?" Bukannya menjawab Seungcheol malah balik bertanya.

Jeonghan mengernyit,
"Kenapa kau tanya padaku? Kau lebih tua dariku!" Balasnya sedikit ketus.

Seungcheol melamun ia merasa bersalah ketika membiarkan Chan pergi begitu saja, seharusnya ia mendengarkan kata katanya, namun rasa takut menguasainya. Ia terlalu takut untuk mendengar kebenarannya dan dia takut untuk bertemu lagi dengan Fergus.

Ꮇoonlight [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang