24. Veinticuatro

2.6K 351 61
                                    

Sebuah pulau yang sangat jauh dan berada di ujung dunia, pantainya di penuhi dengan darah, tak ada seorang pun yang berani tinggal disana. Sebutan pulau itu adalah pulau darah.

Sedikit manusia mengetahui tempat itu, tak ada sejarah tentang apa yang terjadi pada pulau tersebut. Tiba-tiba saja pulau itu muncul dengan penuh bercak merah darah.

Fergus sang dewa Fatality mencoba untuk memecahkan misteri dari pulau tersebut.

Ia yakin bahwa hal ini ada kaitannya dengan rahasia dewa lainnya.

"Apa ini..?" Setelah mendapatkan surat dari burung gagaknya, ia dengan segera datang ke pulau tersebut.

Namun hal pertama yang ia lihat adalah sebuah portal yang entah bagaimana muncul disana.

Namun hal pertama yang ia lihat adalah sebuah portal yang entah bagaimana muncul disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Portal itu sangat besar bahkan lebih besar dari badan Naga bencana.

Hal itu tentu saja tak bisa Fergus biarkan, ia mengangkat kedua tangannya dan membaca mantra.

Mengapa dia disebut dewa Fatality? Karena setiap mantra juga serangan bisa dengan mudah ia batalkan ataupun hilangkan. Kekuatan nya juga bisa membatalkan kehidupan seseorang.

Tepat setelah ia mencoba membatalkan portal tersebut, angin berhembus kencang, air pantai yang awalnya terlihat damai menjadi ombak ombak besar. Saking kuatnya portal tersebut tubuh Fergus sampai terluka tergores dan dia mimisan karena terlalu banyak menggunakan energinya.

Tak lama kemudian portal itu akhirnya tertutup, membuat Fergus bernafas lega, ini sudah ke 10 kalinya portal itu muncul tanpa ia ketahui siapa yang membuatnya.

Sampai sekarang ia tak tahu apa yang akan terjadi jika portal itu dibiarkan, monster seperti apa yang akan muncul. Dan datang darimana portal tersebut?

"Aneh..." Lirihnya bermonolog.

.
.
.

Kini Holy juga Cursed Noble berada di kota Holy. Semua pandangan aneh tertuju pada cursed Noble, tatapan itulah yang membuat mereka risih, belum lagi mereka berisik.

"Cih coba lihat mereka, manusia sok suci!" Cibir Wonwoo kesel.

"Yah seperti itulah yang terjadi jika kita berada disini." Balas Jeonghan yang berjalan didepannya.

"Tenang aja, nanti juga mereka akan terbiasa." Ujar Seungcheol ketika mendengar ocehan Jeonghan juga saudaranya.

"Dilihat darimanapun pasti mereka tak akan menerima mereka." Ucap Soonyoung saat melirik wajah para rakyat yang melihat mereka.

"Sudahlah lagipula, mereka hanya perlu istirahat, bukan untuk ngerusuh." Tegur Mingyu.

Hingga sampailah mereka didepan gerbang istana megah.

"Yang mulia?" Kaget ksatria yang menjaga gerbang.

"Buka gerbangnya." Perintah Seungcheol.

Ksatria itu menggenggam erat pedangnya sembari menatap tajam cursed Noble.

Ꮇoonlight [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang