38. FIRST KISS

565 56 4
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***

Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!

Semua itu sangat berarti buat aku:)

Buat kalian yang selalu nunggu up, semangat ya!

***

Hari itu, Tamara sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Tetapi, perasaannya tiba-tiba tidak enak. Ada apa ini?

Tamara melihat kebawah, ternyata tali sepatunya belum terikat. "Huft, kirain apa? Mungkin gara-gara tali sepatunya belum aku ikat." Tamara kemudian berdiri dan tidak sengaja melihat seseorang dibalik tiang listrik.

Tamara tersulut emosi, dia langsung menghampiri orang yang ada di sana. "Kamu ..." Tamara celingukan, apakah dia salah lihat? Atau bagaimana?

"Mara! Kamu lagi ngapain disana?" tanya Bella dari depan pintu.

Tamara langsung berjalan menuju Bella, kemudian mengatakan, "Tadi aku lihat ada orang di balik tiang listrik itu, tetapi, pas aku sampai di sana nggak ada siapa-siapa."

"Udahlah nggak usah diurusin, sana ambil ransel kamu!" Bella mencoba mengalihkan pembicaraan.

Tamara tidak mau ambil pusing, dia hanya menuruti apa yang sahabatnya katakan saja.

"Untung gue punya ransel, jadi bisa menghilangkan seseorang. Termasuk, Heri yang bodoh!" batin Bella.

***

Geng Trilled sedang berjalan di koridor sekolah. Seperti biasanya, rasanya rutinitas, semua siswa bersorak riuh memanggil namanya.

Valdooo

Radit, Gans banget.

Dino, haaaaiii.

Beli itik di kali, hei pemilik hati bolehkah aku mampir?

Anjaaayani!

Pokoknya mereka punya gue!

Rasanya mereka semua bosan mendengar ucapan itu. Selalu saja begitu, dasar lebay. Tapi, tak apalah. Setidaknya mereka jadi seleb SMA Biru.

Ketika mereka tengah asik berjalan dengan gaya cool-nya, tiba-tiba ada seseorang yang menghalanginya. "Lyodra!" pekik mereka secara serempak.

Lyodra tersenyum dengan sangat manis, miris sekali melihat orang yang dulu menjadi pacarnya terlihat semakin tampan. Namun, sayang, dia tidak bisa lagi memiliki. Hati Valdo sudah pindah haluan, dan semua itu adalah kesalahannya.

Andai saja, Lyodra tidak sibuk dengan shopping. Pasti, dia masih bisa bercanda gurau dengan Valdo. "Hai," sapa Lyodra dengan lembut.

Rasa-rasanya Dino ingin muntah, melihat wanita didepannya ini. Sok manis.

"Udah keluar lo?! Bentar amat," celetuk Radit. Kebiasaan!

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang