7. MENYADARI PERASAAN🔎

782 76 28
                                    

7. Menyadari Perasaan

⭐⭐⭐

🍔

"Lo yang paling tau diri lo sendiri, jangan sampai lo telat menyadari rasa itu. Karena lo akan menyesal sendiri."

~Aegeus Saputra


Sampai rumah Dini. Dini langsung menyuruh Michael untuk mampir karena di luar sedang hujan deras.

"Kok kalian basah? Sini cepat masuk," ujar Angel.

"Iya ma, tadi kehujanan." jelas Dini.

"Sana, ganti baju Dini dan kamu Michael ke kamar Adam aja mandi habis itu pakai aja baju yang ada di lemari Adam." ucap Rafi dari arah dapur.

"Eh tidak usah tante om, ini juga mau reda mending saya langsung pulang aja,"

"Tidak ada bantahan," tekan Rafi sambil menatap tajam ke arah Michael.

Michael yang ditatap tajam oleh papa nya Dini itu pun langsung menghembuskan nafasnya. "Baiklah."

"Michael lo bersih-bersih di kamar abang gue tuh, minjam aja tuh bajunya di lemari," tutur Dini sambil menunjuk arah kamar abangnya.

"Makasih ya. Keluarga lo baik." Setelah mengucapkan kata-kata itu Michael langsung berjalan ke arah kamar Adam yang ada di sebelah.

⭐⭐⭐

Keluarga Prasetya, sedang bersiap-siap untuk makan malam.

Angel menyiapkan banyak makanan ada ayam goreng, sayur lodeh, nasi, ikan bakar, tempe, sambel dan lainnya.

Dini yang melihat mamanya menyiapkan makanan dalam jumlah banyak ini heran. Bukankah yang hanya makan ini ada empat orang, Adam sedang pergi kerja kelompok sampai menginap. Tapi kenapa mamanya membuat makanan yang sangat banyak?

"Ma ini mau makan besar? Kok banyak banget," ujar Dini sambil memandang bingung ke arah mamanya itu.

"Papa yang minta. Katanya ada Michael jadi harus makan banyak dia." Akibat penuturan mamanya. Dini dan Michael menatap kaget Rafi.

"Om jangan begitu, saya jadi gak enak," papar Michael sambil menatap Rafi.

Rafi langsung menatap Michael sambil tersenyum lembut. "Gak papa, kamu udah saya anggap anak kok,"

Hati Michael tersentuh. Michael senang berada di sini. Tapi Michael masih punya kewajiban untuk menjaga bundanya di rumah sakit, andai keluarga Michael utuh seperti dulu.

"Nah Michael ini nasinya, ambil aja lauknya yang banyak oke," ucap Angel.

"Makasih tante."

"Jangan panggil tante, mending panggil mama kayak Dini dan Adam."

"Eh?" Michael mengerjap kaget bagaimana bisa dia yang baru dua kali ketemu dengan keluarga Dini, sudah sangat akrab begini.

"Ih mama kok gitu," cemberut Dini.

"Udah ihh siapa tau nanti 'kan jadi mantu mama, jadi dari sekarang aja."

"Aku masih SMA."

"Betul juga kata mama mu, jadi papa tidak repot mengurus laki-laki yang tidak jelas lagi," sahut Rafi.

Michael hanya tersenyum malu, dia merasa seperti sudah di restui oleh kedua orang tua Dini.

Begitulah makan malam yang hangat itu. Saling bercanda, tertawa dan saling menggoda satu sama lain.

ALAKSA {END}Where stories live. Discover now