66. PERGI✈

215 16 5
                                    

66. Pergi

⭐⭐⭐

"Selama apapun lo di sana, gue Andini Amanda Prasetya akan nungguin Michael Raditya Albarov sampai bosan."

~ Andini A.P

Setelah mengantar balik Jeje, Michael termenung sambil memikirkan cara agar menceritakan kepergiannya nanti. Entah mengapa lidahnya susah untuk membicarakan hal itu dengan Dini.

Satu hal yang pasti, Dini akan kecewa terhadap dirinya. Tapi tidak mungkin dia berbohong lalu menghilang tanpa jejak sama Dini, lalu janji-janji yang pernah diucapkan akan menjadi bualan semata.

"Gue harus gimana arghhh!" frustasi Michael.

"Lo nggak siap-siap ke rumah Dini? Katanya Antrax udah lu suruh jagain Dini, tapi kenapa belum lo kasih tau bini lo?" Satya bahkan pusing melihat ketua mereka yang tidak pandai jujur karena keadaan, inilah mengapa Alaksa tidak bisa meninggalkan ketua mereka yang bodoh itu.

Saat ini markas menjadi tempat kegelisahan Michael, belum ada keberanian untuk dirinya mendatangi Dini lalu menceritakan semua ini.

"Aries bantuin...," mohon Michael.

Aries menaikturunkan bahunya, merasa tidak punya saran untuk Michael sekarang. Sedangkan Damien memilih mendiamkan Michael, karena jawaban Damien sama dengan lainnya. Michael harus jujur dan berani saat ini.

"Lawan musuh aja berani, masalah cewek kok letoy."

"Letoy di luar, kalau di dalam pasti kuat tuh."

"Pernah liat lo Sat?"

"Pernah mandi bareng malah gue, tanyain aja sama Aegeus. Kita udah pernah liat," sombong Satya.

George ikut nimbrung dengan tiga cowok kotor itu, "Liat apa? Gue juga mau liat!" paksa George sambil mendekat ke Satya.

Tentu saja mereka bertiga bungkam di tempat, merasa tidak bisa mengelak dari keinginan George yang selalu penasaran.

"Aries help," ujar Alfio, meminta kulkas itu menarik George dari habitat mereka bertiga.

Aries hanya menonton kegiatan mereka, tanpa keinginan membantu Alfio dan lainnya. Ini kesalahan mereka karena berbicara hal itu di saat ada George, jadi Aries undur diri.

Michael berjuang melawan kegelisahannya, ada rasa ingin membunuh orang untuk melampiaskan kegelisahan ini. Tapi, dirinya akan dianggap tidak mampu bertahan soal masalah cewek.

Tiba-tiba ada panggilan dari Aldino yang sepertinya masih berada di rumah sakit, Michael langsung saja mengangkat telepon itu dengan tergesa-gesa.

"Ada apa ayah?"

"Keadaan bunda tambah memburuk, ayah sudah menyiapkan tiket pesawat. Karena semua identitas sudah selesai, kita bisa berangkat nanti malam."

Michael membeku, seakan baru saja ada orang yang menembak tepat di hatinya. Saat ini dirinya harus berpisah dengan Dini, dan menemani bunda Airi yang tambah kritis.

"Nanti aku ke sana,"

Panggilan itu langsung dimatikan oleh Aldino, sedangkan Michael menghela nafas berat.

Semuanya melihat keadaan Michael yang terdiam membuat lainnya khawatir, lalu mereka mengelilingi Michael yang menanggung beban itu.

"Kenapa? Tadi bokap bilang apa?" tanya Aegeus.

ALAKSA {END}Where stories live. Discover now