MICHAEL'S BIRTHDAY

128 33 195
                                    

Merayakan hari yang membuat umur bertambah tentu merupakan hal yang sangat menyenangkan, tapi bagi Michael itu hanyalah syukuran sementara.

Mau kecil ataupun secara besar-besaran, perayaan ulang tahun bukannya menjadi menakutkan. Melainkan ajang untuk menunjukkan diri ke orang lain, bahwa diri kita sudah beranjak dewasa.

Tepat pada tanggal 24 Agustus, hari ini Michael sudah bisa mendapatkan KTP secara resmi. Namun, hal itu membuat Michael menjadi sedih.

"Yah... mau tambah tua gue, nanti kalau Dini bosan sama gue dan lebih tertarik sama berondong gimana?" keluhnya sembari mencoret-coret kertas yang berisi dokumen milik Aldino.

"AIRI! ANAKMU CORET-CORET LAGI DI KERTAS MEETINGKU!!!"

Mendengar teriakan itu, Michael langsung bersembunyi agar tak ketahuan oleh sang Bunda.

"Aldino, kamu seharusnya menyimpan dokumen di tempat aman. Salahmu sendiri membiarkan kertas meeting di ruangan terbuka. Tentu saja anak kecil kita akan memainkan apa yang ada di depannya."

"Airi, anak kita sudah mau tujuh belas tahun. Dan dia bukan anak kecil lagi, dia sudah jadi beban di keluarga kita."

Plak!

"Mulutmu memang harus di jahit," ujar Airi dengan senyum merekah.

Michael yang mendengar pertengkaran kecil sedang terjadi, dengan segera ia bersiap-siap menuju markas. Berharap kawan seperjuangannya tidak merayakan acara konyol ini.

Awas aja kalau ada balon beserta kawan-kawannya. Pikir Michael yang memohon dengan dalam.

Harapan tentu sekedar harapan, kalau mengharapkan hal itu akan dilakukan oleh Alaksa, mungkin sekarang Michael akan mengadakan syukuran tujuh hari tujuh malam.

"Sial, kenapa markasnya di kunci. Ini niat banget biar gue jadi gelandangan berkelas," gerutu Michael di depan pintu.

Bukan berarti dia tak bisa mendobrak pintu, tapi pintu milik Alaksa seribu kali lebih kuat daripada badannya.

"Apa gue nekat ke rumah mertua?" Gumamnya masih meragu.

Ssshhhh ssshhhh

Suara desisan dari ular yang dipelihara sama Satya, tampaknya sudah menemukan mangsa yang nikmat. Tepat di hadapan Michael, ular-ular itu memperlihatkan taring dengan gagahnya lalu maju untuk mendekati Michael.

"Satya, suatu hari nanti bakal gue bakar ular-ular lo dan elo yang akan mencicipi daging ular duluan!"

Menolak menjadi santapan, Michael berlari ke arah motornya dan memikirkan tempat yang harus dia tuju selain rumah mertua.

"Kakek?!" teriak Michael yang mulai mengingat bahwa dia juga memiliki kakek.

Tanpa menunggu lagi, Michael segera menuju ke Surabaya untuk menemui sang kakek tercinta.

🍀🍀🍀

Kejadian apes menimpa Michael kembali, dirinya baru ingat bahwa sang Kakek berada di Belanda untuk urusan bisnis. Kemudian, Michael mengungsi di bawah jembatan untuk sementara waktu

Michael meninggalkan motor di atas jembatan, seraya tak peduli jika akan di rampok. Dibanding motor, tenda yang ia lihat lebih menarik untuk diperhatikan.

"Permisi," paparnya sopan.

Tak ada sahutan, Michael langsung memasuki area tenda yang dibuat seadanya oleh orang yang berada di sini.

"Mereka memang tidak pantas untuk tinggal di sini."

"SIAPA KAMU!"

Michael sedikit kaget atas instruksi keras itu, ia mencoba menjelaskan apa maksudnya dan menenangkan orang yang tinggal di sini.

ALAKSA {END}Où les histoires vivent. Découvrez maintenant