24. Akhirnya Jadi

2.5K 283 9
                                    

"Jangan putih dong bang, ntar kalo kena sambel pas prasmanan keliatan kotornya."

"Iya juga sih, apalagi gue mau mukbang sate. Ntar bajunya kotor,"

"Mending birdong aja bang,"

"Maroon lebih cocok chan,"

Somi menghela nafas lelah. Sudah hampir setengah hari dia menemani calon kakak beradik itu untuk berbelanja jas couple untuk pernikahan orang tua mereka.

"Bang Dery, Haechan, gue laper elah. Cepetan milihnya napa?"

"Bentar lagi som,"

"Lo udah bilang itu sepuluh kali ya chan,"

"Hehe, emang bentar lagi kok sayang."

"Geli chan dengernya!"

"Sirik amat sih bang,"

"Malah berantem lagi, cepetan elah!"

"Iya-iya som. Bang, kita beli yang item aja deh biar gak pusing."

"Setuju! Mbak, kami mau pesen jas item dua. Dianterin ke alamat ini pas hari selasa depan ya,"

"Iya dek, ada lagi?"

"Enggak mbak, jas item aja. Sama bunganya mbak, yang biasa dipake disaku itu."

"Oh iya dek, akan kami antar segera jas-nya."

"Makasih mbak, bayarnya pake ini ya mbak."

Hendery menyerahkan kartu kredit yang diberikan Johnny sebelum dia dan Haechan berangkat. Mereka sengaja ingin membeli jas sendiri daripada ikut pesan bersama pakaian pengantin kedua orang tuanya.

"Baik dek,"

Setelah selesai membeli jas, mereka memutuskan untuk makan karena Somi memaksa mereka masuk ke cafe.

"Rakus banget makanannya, som. Udah gak makan berapa bulan?"

Somi mendelik kesal kepada laki-laki yang berstatus pacarnya itu. Jika bukan karena Haechan yang merengek untuk memintanya ikut, dia tidak akan duduk kelaparan di butik tadi dan berakhir makan dengan rakus di cafe.

"Maaf-maaf, bukannya ini gara-gara lo ya?!"

"Hehe, gak papa kok. Makan yang banyak, bukan aku kok yang bayar."

Sekali lagi Somi mendelik kesal kearah Haechan. Sekarang Hendery pun sama. Dia tidak tahu harus merasa bersyukur atau tidak saat fakta mengatakan bahwa Haechan adalah calon adik tirinya.

"Chan, abis ini kita jadi ngecek katering?"

"Jadi bang, tugas kita itu. Lumayan lah, sekalian tester makanannya."

"Ck, abis itu ke game center kuy! Sekalian kita ngelepasin jabatan kita sebagai anak tunggal,"

"Boleh bang, kuy lah! Gue tantang lo maen ya nanti,"

"Siapa takut! Gue rajanya game center, lo pasti kalah telak chan."

"Jangan songong dulu bang, gak tau aja gue sultannya time zone!"

Mendengar perdebatan mereka, perlahan Somi tersenyum. Dia bahagia akhirnya mereka bisa menemukan keluarga yang sebenarnya. Terlebih lagi Haechan, dia terlihat sangat bahagia setelah Hendery menyetujui pernikahan bundanya dengan ayah Haechan.

"Napa lo senyum-senyum? Kesurupan?"

Tak!

"Aw, sakit som!"

"Mulut lo ya chan, sekolahin sana!"

"Som, gue masih gak percaya loh lo sama monyet ragunan bisa jadian. Selera lo rendah bet njir!"

"Sama bang, gue juga gak percaya gue bisa jadian sama dia."

"Hey, yang kalian katakan itu jahat itu jahat! Kalian menyakiti hati kecilku!"

"ALAY CHAN!" teriak Hendery dan Somi bersamaan.

















"Sekarang kita mau ngecek gedung, mas?"

"Iya, katering mah sama Haechan sama Hendery."

"Oh oke,"

Johnny dan Seha baru selesai fitting baju pernikahan mereka. Dan sekarang mereka sedang menuju ke gedung tempat pernikahan mereka akan dilaksanakan minggu depan.

"Mas, kamu sama Haechan ngomong apa sama Hendery sampai dia ngerestuin pernikahan kita?"

"Haechan yang ngeyakinin Hendery, lagian aku bener-bener bakalan jadi ayah yang baik buat Hendery."

"Makasih ya mas,"

"Harusnya aku yang berterima kasih. Makasih karena kamu masih mau nerima aku, makasih masih suka sama aku, aku emang gak bisa ngebantah kalo aku masih cinta sama Seulgi, tapi aku bakalan berusaha jadi suami yang baik buat kamu."

"Mas, aku minta kamu jangan lupain Seulgi. Aku mau kamu tetep cinta sama Seulgi. Buat aku, mas cukup jadi ayah yang baik aja buat Hendery. Karena Hendery itu prioritas aku,"

Johnny tersenyum lembut, satu tangannya dia pakai untuk menggenggam tangan Seha dan satu tangannya lagi digunakan untuk menyetir.

"Makasih Seha, kamu emang gak pernah berubah dari dulu. Harusnya mantan suami kamu itu nyesel sia-siain perempuan kayak kamu,"

"Emang bukan jodoh mungkin, mas. Lagian aku sama dia dulu dijodohin,"

"Kamu kok mau aja dijodohin, sih?"

"Aku gak mau ngecewain orang tua aku dulu mas, apalagi ibu lagi sakit keras waktu itu. Jadi aku mau aja dijodohin sama dia,"

"Tapi sekarang kamu gak kepaksa kan nikah sama aku?"

"Enggak mas, apalagi Hendery juga ngebolehin pernikahan ini. Aku sama sekali enggak kepaksa,"

"Makasih ya Seha. Semoga dengan pernikahan kita, Hendery sama Haechan bisa bahagia,"

"Iya, mas. Aku harap gitu,"









TBC

vomment juseyo-!

satu chapter lagi tamat :)

btw, dirgahayu Indonesia ku-!
tambah umur, tambah maju, amiin.

single daddy ft. johnny haechan [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang