8. Malu

3.7K 478 25
                                    

"Haechan, ayah pulang!!"

"AYAH!!!"

Johnny terlonjak kaget ketika Haechan tiba-tiba memeluknya. Tidak biasanya Haechan bertingkah laku seperti ini saat dia pulang.

"Chan, kamu sakit?"

"Apaan sih yah?"

"Tumben banget kamu meluk ayah kek gini, biasanya cuek bebek banget setiap ayah pulang."

"Ish ayah tuh ya! Anaknya berubah jadi baik tuh kayak gak ridho ya?!"

"Bercanda atuh chan, jangan cemberut gitu dong. Kamu udah jelek, nanti makin jelek."

"Ayah!!!"

"Bercanda chan, bercanda."

Haechan masih saja cemberut namun matanya melirik ke arah tangan Johnny yang membawa sebuah kresek putih.

Srek!

"Makasih ayah pizza-nya. Aku abisin kok tenang aja."

Haechan dengan tidak tahu dirinya mengambil kresek yang ternyata isinya pizza itu dan membawanya keruang tv.

"Iya abisin aja chan, bekas ayah makan siang tadi."

Johnny segera masuk kekamarnya sebelum Haechan menghajarnya.

"AYAH IH, INI MAH PIZZA BEKAS!!!"

Padahal Haechan sudah senang Johnny membawakannya pizza. Namun saat dia melihat isi kotak pizza-nya, pupus sudah kesenangannya.

20 menit kemudian, Johnny keluar dari kamarnya dan melihat Haechan yang masih diruang tv.

"Katanya pizza bekas, tapi dimakan juga."

Haechan tidak menjawab. Dia ingin ngambek kepada Johnny karena memberinya pizza bekas. Walaupun dimakan juga olehnya.

"Sariawan chan? Kok gak ngomong-ngomong?"

"Ayah ih, tega!"

Haechan bergeser tempat duduk agar lebih jauh dari Johnny. Dia juga memalingkan wajahnya dari Johnny.

"Iya-iya, maafin ayah. Ayah beli lagi ya pizza-nya."

Johnny memesankan pizza yang Haechan mau dari handphone-nya.

"Bentar lagi pizza-nya dateng, maafin ayah ya?"

Haechan menyunggingkan senyumnya. Lalu dia kembali memeluk Johnny.

"Hehehe, echan sayang ayah."

"Ayah juga sayang echan."

"Ayah, aku punya permintaan lagi."

"Ayah bukan jin botol, chan."

"Gak lucu, yah. Garing jatohnya!"

"Sekali-kali kamu tuh ketawa gitu ngedenger lawakan ayah, chan."

"Ketawa itu harus dari hati, bukan paksaan."

"Iya deh, kamu menang. Kamu punya permintaan apa?"

"Aku pengen beli motor, yah."

"Sepeda aja kamu gak bisa chan, nanti motornya mau kamu apain?"

"Ya ajarin cara naiknya dong yah! Gimana sih?!"

"Ayah kan sibuk, chan. Pergi pagi, pulang malem. Kamu mau ayah ajarin tengah malem gitu?"

"Ihh ayah mah. Pokoknya aku pengen beli motor sama bisa naik motor!"

"Kenapa sih kamu tiba-tiba pengen bisa motor?"

"Aku tadi diajakin pulbar sama Somi. Kata Somi aku yang bawa motor, tapi aku gak bisa. Jadinya aku yang dibonceng Somi."

"Kalo ayah sih, bakalan malu kalo ada diposisi kamu."

"AYAH IH, JULID BANGET SIH!!"

Johnny baru saja ingin membalas teriakan Haechan yang begitu menggelegar itu sebelum bel rumah mereka berbunyi.

Ting nong.. Ting nong..

"Kayaknya mamang pizza,"

Johnny beranjak daru duduknya untuk membuka pintu. Saat dia membuka pintu itu, bukan mamang pizza yang berdiri disana. Tapi seorang gadis cantik sepantaran Haechan.

"Hai om, om pasti ayahnya Haechan ya?"

"Iya, kamu temennya Haechan?"

"Iya om, nama aku Somi Anandaira."

"AYAH, KOK LAMA BANGET NGAMBIL PIZZA-NYA?!!" Haechan teriak dari ruang tv. Jangan lupa, teriakan Haechan itu bisa membangunkan warga sekampung!

"Maaf ya Somi, Haechan emang gitu. Rumah dianggap hutan rimba."

"Gak papa, om. Disekolah juga Haechan sering ningkah kayak tarzan."

"Ayo masuk dulu,"

"Makasih, om."

Somi mengikuti Johnny masuk kerumah. Haechan terlihat kaget dengan kedatangan Somi.

"Loh, ngapain lo kesini?!"

"Maen sama tetangga masa gak boleh sih chan?"

"Eh, kamu tinggal dikomplek ini?"

"Iya om, baru pindahan kemarin. Rumah aku berjarak 2 rumah dari rumah om,"

"Owalah, Haechan punya temen baru dong. Bosen om liat dia maen sama kingkong wakanda mulu,"

"Ayah ih, aku bilangin ke bang luluk loh."

"Bilangin aja, orang dia gak berani sama ayah."

"Ayah ih, sana pergi! Tungguin mamang pizza-nya didepan pintu."

"Anak durhaka kamu chan. Nyuruh ayah nungguin mamang pizza,"

"Biar ayah ada kerjaan sana,"

"Ck, iya-iya."

Biarpun kesel, tapi Johnny benar-benar menuruti apa yang dikatakan Haechan. Haechan tersenyum senang melihatnya.

"Interaksi lo sama ayah lo lucu ya,"

Haechan lupa. Ada Somi disini. Kenapa dia tidak jaga imej tadi?

"Ngapain sih lo kesini, mi? Kayak gak ada kerjaan aja,"

"Gue emang lagi gabut, chan. Makanya gue kesini."

"Terus lo mau ngapain disini?"

"Besok main kuy, temenin tour gue keliling komplek esem."

"Gak mau. Gue ada acara lebih penting. Lagian ya, lo kok sksd banget sih sama gue? Bukannya lo alergi ya deket-deket sama gue?"

"Ya gimana ya chan, gue kayak gitu tuh pengen deket sama lo. Tapi lo susah banget dideketin. Gue udah merhatiin lo dari kelas 7 ngomong-ngomong."

Haechan sedikit kaget. Namun dia jaga imej sekarang.

"Tapi sekarang gue memberanikan diri chan buat deketin lo secara terang-terangan. Maka dari itu, kuy temenan!"

Haechan speechless dan juga malu. Baru kali ini ada yang mendekatinya seperti ini. Terlebih lagi dia seorang perempuan.

Duh, Haechan merasa gak gentle!




















tbc.

vomment kuy!

single daddy ft. johnny haechan [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang