Kepedihan

1.2K 137 11
                                    

Vote Dulu ya❤️
————————————————————————





BRAK

"APA-APAAN ITU!!!KITA TIDAK BISA MENINGGALKAN JIDAT DISAAT SEPERTI INI"
Gebrakan meja dan teriakan Ino menggema memenuhi kantin rumah sakit. Baru  saja Shikamaru menjelaskan rencana yang mereka susun kepada para gadis dan sesuai dengan dugaannya para gadis tidak bisa dengan mudah menyetujui rencana yang telah mereka susun.

"semua orang jadi menatap horor kami" batin Lee saat menyadari tatapan ngeri yang ditujukan para pengunjung kantin lainnya terhadap mereka

"Shikamaru, apa tidak ada cara yang lain. Kita akan menyakiti Sakura-chan" ucap Hinata sendu

"aku setuju. Kurasa kita tidak perlu menyakiti Sakura" ucap Temari sambil bersidekap dada

"benar, lagi pula tidak ada yang bisa menjamin jika rencana ini akan berhasil. Jika gagal maka yang kita lakukan hanya akan menyakiti Sakura" ucap Tenten dengan wajah serius

"kita tidak menyakitinya dengan sengaja. Ini adalah langkah yang harus kita lakukan demi menolong Sakura" ucap Sai mencoba menjelaskan

"te...tenanglah kalian. Setidaknya kita bisa mencoba rencana ini"

"TENANG KATAMU. DENGAR NARUTO AKU AKAN MENGHAJARMU DAN KALIAN SEMUA JIKA KALIAN MENYAKITI JIDAT!!!!" ucap Ino murka sambil mencengkram kerah baju Naruto yang kini sudah ketakutan melihat kemarahan sahabatnya itu

"bu...bukan begitu Ino"

"LALU APA???DASAR BODOH! LALU DIMANA UCHIHA ITU???SIKAPNYA SANGAT BURUK SAAT DIRUANGAN SAKURA TADI, UNTUNG PENGLIHATAN SAKURA SEDANG BERMASALAH. JIKA DIA MELIHAT SIKAP SASUKE TADI SAKURA PASTI DIA AKAN SEDIH" ucap Ino kesam sambil berdecak pinggang

"te...tenanglah Ino. Duduk dulu" Hinata mencoba menenangkan Ino yang nampak murka

"dia sedang menenangkan diri, dia harus mengumpulkan keberaniannya" ucap Lee ragu-ragu

"untuk apa?" tanya Temari

"....."

"katakana apa lagi rencana gila kalian!!!" lanjut Temari setelah tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaannya

"Sasuke akan mengakhiri hubungan mereka" ucap Shikamaru gamlang dan langsung mendapat tatapan tidak percaya dari para gadis

"APA KATAMU!!!!" Ino sudah mengepalkan tangannya siap memukul siapa saja jika Sai tidak menahannya

"kalian gila...kenapa harus sampai memutuskan hubungan!" Tenten pun berujar tidak setuju

"bukankah sudah kujelaskan tadi Tenten"

"kau benar-benar tidak waras Shikamaru" ucap Temari sambil menatap tajam kekasihnya itu

"dan Sasuke lebih gila karena menyetujuinya dengan mudah" lanjutnya

"ini tidak mudah bagi Sasuke. Dia juga akan terluka, tapi inilah yang terbaik untuk saat ini" ucap Shikamaru mencoba memberi pengertian

"Ini hanya sementara. Kita semua tidak akan benar-benar meninggalakan Sakura, kita tetap akan mengawasinya walau dari kejauhan" Lee pun mencoba memberi pengertian

"terserah!" ucap Ino kemudian berdiri dari duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan temen-temannya yang kini menatap sendu dirinya

"I...Ino..." gumam Hinata sedih

"aku akan menyusulnya dan mencoba memberi pengertian pada Ino" ucap Sai kemudian berlari menyusul Ino

"huh...merepotkan. Sudah kuduga akan seperti ini. Gadis dan perasaan mereka benar-benar merepotkan" batin Shikamaru sambil menatapa kepergian Ino dan Sai
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang pria kini tengah duduk disebuah taman rumah sakit seorang diri. Semilir angin menjadi teman dalam kesendiriannya. Sesungguhnya ia tengah kalut saat ini, nafasnya terasa sesak, hatinya bahkan terasa sakit dan tangannya yang kini bergetar.

Your Soul "Chapter 2"Where stories live. Discover now