Kisah Masalalu V

1K 127 7
                                    

Vote Dulu ya❤️
————————————————————————




Kini Utakata telah berpindah tempat, tepatnya kini ia berada disebuah ballroom hotel mewah yang nampak sangat ramai. Terlihat jelas jika sedang ada acara besar yang tengah dilaksanakan saat ini.

Utakata memutuskan untuk berkeliling dan matanya menangkap suatu pemandangan yang mengejutkan. Didepan sana berdiri Don dan Giza yang sepertinya baru saja selesai melangsungkan upacara pernikahan. Kebahagiaan terpancar jelas diwajah Don yang sejak tadi tersenyum lebar sambil merangkul pinggang Giza sambil menyambut para tamu yang sejak tadi tak henti menghampiri dan memberi selamat pada mereka. Disana pun Utakata dapat melihat dengan jelas kelima anak buah Don yang saat itu ikut berbuat keji pada Mika kini tengah berjaga dengan waspada tak jauh dibelakang bos mereka itu.

"bajingan sialan! Bisa-bisanya mereka bersikap seperti tak terjadi apa-apa" batin Utakata kesal sambil mengepalkan tangannya
.
.
Utakata yang baru saja mengusap matanya tiba-tiba terkejut karena saat ia membuka kembali matanya ia telah berada ditempat yang berbeda.

"rumah siapa ini?" batin Utakata sambil menelusuri rumah mewah itu

Langkah Utakata terhenti saat ia sampai di teras belakang. Disana ia melihat Don tengah menikmati sarapan pagi ditaman belakang bersama Giza yang kini tengah duduk dipangkuannya. Don nampak sangat bahagia, hal itu terlihat jelas dari senyum dan tawa yang sejak tadi tidak luntur dari wajanya. Ia menyuapi Giza penuh sayang sambil mengelus perut Giza yang sudah mulai terlihat membuncit, bahkan sesekali ia menciumi perut Giza hingga membuat istrinya itu tertawa.

"maaf mengganggu tuan" ucap seseorang dan seketika membuat mereka semua menoleh termasuk Utakata

"sayang, tunggulah sebentar. Aku harus bicara dengan mereka dulu" ucap Don lembut kemudian mencium kening istrinya itu penuh sayang

Giza hanya mengangguk sambil tersenyum lembut setelah itu ia turun dari pangkuan Don dan kembali duduk dikursinya. Sementara kini Don berjalan masuk kekediamannya dan diikuti oleh kelima anak buahnya itu. Utakata pun tidak mau ketinggalan, ia segera berlari mengikiti langkah Don untuk memasuki ruang kerjanya.

Setelah mereka semua masuk kedalam ruang kerja Don, salah satu dari anak buahnya segera menutup dan mengunci pintu untuk memastikan tidak akan ada orang yang bisa tau ataupun mendengar obrolan mereka nanti. Don yang telah bersandar pada kursi kebesarannya kini menatap datar para anak buahnya itu seolah ia menanti apa yang anak buahnya itu sampaikan.

"semua aman. Tidak ada yang curiga ataupun mencarinya bos" ucap salah satu dari kelima anak buah Don

"tak kusangka setelah setengah tahun kejadian itu bahkan tidak ada satu orangpun yang mencarinya" ucap Don sambil tersenyum

"info yang kami dapat dia telah diusir oleh keluarga dan warga didesanya. Bahkan teman-temannya pun sudah memutuskan pertemanan mereka bos"

"baguslah jika begitu. Berarti sudah tidak ada yang perlu ku khawatirkan lagi"

"bos, beberapa hari lalu ada seorang tukang kayu yang memasuki hutan dan menuju lokasi itu. Ia mencoba menebang pohon yang sudah kami tanam"

"APA!!JADI???" Don nampak terkejut dan menggebrak meja

"bos tenang saja. Kami sudah menyingkirnya, lalu membuang mayatnya di jurang yang berada di tempat yang berlawanan dengan hutan itu"

"bagus. Bagus sekali, seperti biasa kerja kalian selalu bagus" puji Don sambil bersidekap dada

"terimakasih bos"

"awasi terus semuanya. Singkirkan saja orang-orang yang membahayakan! Tidak ada yang boleh tau masa laluku, terutama istri ku" ucap Don serius

Your Soul "Chapter 2"Onde histórias criam vida. Descubra agora