Athaya beralih memperhatikan kelender meninggalkan piring yang hanya bersisa sendok. "Ohh pantes. di buletin make pulpen merah. PMS ya, lo?"

Hanna melengos, bagaimana bisa adik laki-lakinya sangat memperhatikan jadwal, jadwal PMS pula. Bisa di bilang Athaya itu kalau peduli, bakal banget. Jadi beruntung lah Hanna, bisa di jagain terus.

"Oh ya, ini punya lo bukan?" Athaya menunjukkan gelang, dengan huruf A yang ia ambil dari kamarnya tadi. Hanna menggeleng.

"Bagus. Berarti gue bisa kasih ke seseorang," ucap Athaya pelan lalu menaruh di saku celananya.

"Seseorang siapa?" Kepo Hanna yang rupanya mendengar ucapan tersebut. Athaya tak menjawab, justru menyelempangkan tasnya dan melangkah pergi.

"Gak disiplin kan, piring nya cuci dulu Al!" titah Hanna

"YAAAAA, TAPI PULANG SEKOLAH!" teriak Athaya dari luar sembari memakai sepatunya.

Lalu Hanna menyusul, dan berjongkok di samping adiknya, kemudian membisikkan sesuatu tepat di samping telinga Athaya. "Efek-efek merah jambu, nih," Goda Hanna sembari menyentuh dagu adiknya.

Athaya seperti biasa, ia selalu memasang wajah ketusnya yang menjadi salah satu ciri khasnya. Terlebih Athaya paling gak suka kalau di colek dagu sama kakak perempuan nya itu.


"Buruan naik!" titah Athaya yang sudah menyalakan mesin motornya.

"Sabar dong, ini di kunci dulu pintunya!" jawab Hanna.

Barulah setelah itu Athaya memberikan helm pada Hanna.

***

Setelah siap dengan seragam lengkapnya di depan cermin. Di pikirannya tiba-tiba terlintas akan pesan dari Athaya yang menanyakan kenapa dirinya menolak untuk menjadi pacar cowok tersebut, membuat Sabna berniat untuk memamerkan sebuah pin yang pernah ia taruh di laci waktu lalu.

Kemudian langsung membuka laci di hadapannya, ia merauk beberapa benda yang ada di dalamnya, barulah menemukan benda yang membuatnya tersenyum tipis. Yaitu, sebuah pin bertulis 'Queen of jomblo'. Kemudian ia pun tertawa kecil seraya menatap pin tersebut.

Flashback on

"Eh woy, gua punya penghargaan nih buat temen angkatan kita, khusus nih khusus!" ujar ketua angkatan mereka, kala usai di wisuda.

Satu angkatan ricuh, mencoba menerka penghargaan apa yang di maksud dan siapa yang akan mendapatkannya.

Sang ketua mendekati Sabna yang tengah berbincang dengan Tiara dan Resa.

Ketiganya jadi melongo, heran ketika mereka menjadi sorotan satu angkatan.

Resa dengan tegasnya bertanya 'pada ngapain si?' sembari membalas satu persatu tatapan tersebut.

"Gua secara pribadi punya kenang-kenangan untuk salah satu diantara lo," ucap si ketua angkatan.

"Siapa si? Gue?" tanya Resa dengan pedenya, sembari menunjuk dirinya.

Take to the SKY [ON GOING]Where stories live. Discover now