24 : Why ? [1]

136 14 3
                                    


Jadi kemarin itu khusus tanggal 6 July -w-) Kissing day gitu :v jadi aku buat skema apa-apaan itu :v sekali kali gapapa lah ya :'v

//tampol author

Dan saia baru sadar :v kalo chap 21-23 isinya kejadian dalam sehari :v 8 agustus tanpa pengubahan tanggal :U

Jadi abis ini aku juga mau revisi chapter :v wajar kgak up dlu, heheh

Setelah ini saya mungkin akan hiatus lagi TwT yang read mulai sedikit, tapi ntar cepet balik kok :v paling awal agustus baru apdet lagieh :v heheheh

[,',',',',',','new chap~,',',',',',']

Perhatian! Chapter ini belum di revisi, berkemungkinan besar mengalami gejala typo serius, dan bisa membuat kalimat ambiguitas alias dua arah. Jadi mohon jika ada kekeliruan, silahkan kalian tanggapi. Terima kasih.

"Dokter yang kemarin, ia adalah Guardian lho... kita ketahuan... -w-)|||||" Tutur Baekhyun, Lisa kaget.

"Lho... trus?!" Tanya Lisa panik. Baekhyun menggeleng.

"Survivormu harus ditangani Guardian macam Taehyung, rata-rata Survivor tidak merepotkan sama sekali, maksudku, mungkin merepotkan, namun itu lebih seperti urusan kontraktor dengan survivor itu sendiri. Kami tidak bisa ikut campur kecuali terdesak. Mendengar itu, dokternya paham dan membolehkan Jungkook diizinkan pulang." Lanjut Baekhyun.

"Merepotkan sekali..." Lisa menatap datar Baekhyun.

"Hm ? Mwo?" Tanya Baekhyun begitu melihat ekspresi datar gadis itu. Lisa menggeleng.

"Lalu?" Tanya Lisa.

"Ya... tugasku hanya memberi informasi sih... ada yang mau ditanyakan lagi?" Tanya pria itu sebelum pergi. Lisa menggeleng.

"Nanti saja kalau sudah ingat." Ujar Lisa. Baekhyun mengangguk.

"Terima kasih ya minumannya."

"Juga informasinya." Balas Lisa. Baekhyun tersenyum.

"Nah >:D kalo di bumi enaknya ngapain yak?" Baekhyun berbincang dengan dirinya sendiri. Lisa kemudian menatap Baekhyun yang pergi dengan teleport. Ia benar-benar merasa aneh sekarang. Untuk waktu 10 detik ia gunakan untuk menghela nafas. Sekolah akan dimulai bulan depan, minggu kedua September, apa Jungkook akan baik-baik saja? Lalu bagaimana dengan bea yang akan ia gunakan? Biaya sekolahnya masih ditanggung keluarga, rasanya mau pakai uang sendiri tapi pasti tidak cukup sampai ia lulus. Belum lagi ulahnya saat berubah di pantai (Lisa tidak ingat dengan kejadian Jungkook membunuh itu karena disemprot disinfektan serbuk pelupa oleh Jimin, kalaupun ia di ceritakan tentang Jungkook tentang hal itu, ia pasti akan memasang ekspresi bingung dan hanya mengangguk seolah paham).

"Oh? Udah pergi ya?" Tanya Jungkook. Lisa sedikit menatap getir Jungkook, ia tau potensi orang ini. Berbahaya.

"Iya..." Lisa berusaha menjawab sesingkatnya, dirinya jadi males menanggapi Jungkook, sedari tadi ia mulai berjalan, Jungkook berusaha mengalihkan perhatiannya. Tapi ia sama sekali tidak membalasnya, hanya dengan anggukan atau gelengan saja. Tentu Jungkook langsung ikud masang wajah getir.

"Cih... cium dikit aja langsung marah," Ledek Jungkook sambil melipat tangannya meniru-niru gaya Lisa, Gadis itu terpancing. F.

"Dengar ini! Aku sedang memikirkan sekolah untukmu! Aku tau kau harus didekatku... tapi aku tidak tau bagaimana aku melakukan ... aargh-!" Lisa membanting pintu kamarnya, Jungkook langsung kaget.

".. Lisa..?" Jungkook merasa bersalah seketika.

"uuft.. aku butuh waktu sendiri... sebentar." Lisa membalas sebentar, ia menggaruk kepalanya.

HE IS LIFE (end)Where stories live. Discover now