30 : Pra-Invantri #4

32 7 1
                                    


Jungkook terbangun dalam keadaan kepala seperti terbentur dengan benda yang sangat keras. Sesosok bayangannya tampak seperti wanita muncul dihadapannya, Jungkook sigap langsung duduk dan menajamkan penglihatannya, namun percuma! Semuanya terlihat buram.

"Tenang, aku tidak akan menyakitimu!" Ucapnya, ia melepas semua dedaunan yang digunakannya untuk menyembuhkan luka Jungkook.

"Kau ... siapa?!" Seru Jungkook. Wanita berbalut perban di kaki kirinya, wajah manis bulat seperti bulan purnama, bibir kecil tebal dan wajah memelas, Eunha (18). Jungkook memasang wajah awas pada Gadis itu.

"Ka-kau pasti ketakutan..." Tanpa aba-aba dan seizin Jungkook, dia langsung memeluk hangat sosok iblis di hadapannya. Jungkook hanya bisa terbelalak sambil pasrah menerima pelukan tersebut.

"Akhirnya setelah sekian lama, kau bisa ku peluk lagi," Eunha mengatakan hal tersebut dengan nada lirih. Jungkook langsung melepas pelukan erat itu secara perlahan.

"Kau siapa?" Tanya Jungkook sambil menatapnya tajam. Eunha membalas dengan raut sedih.

"Kau pasti mengingatku, dalam sisa memorimu!"

"AKU TIDAK MENGENALMU." Seru Jungkook dengan menegaskan nadanya. Eunha sedikit menangis.

"Ayolah... Aku ini Eunha..." Dia mendekati Jungkook, langsung dihindari oleh pemuda itu, dengan suasana hati kacau.

"Dengar– harusnya aku... harusnya aku tertidur sekarang, aku harus tidur karena aku lelah!" Ucap pemuda itu meracau sambil mengacak rambutnya. Eunha yang tampak terdiam, langsung dengan agresif memeluk Jungkook dengan menggantungkan kedua lengannya di leher Jungkook.

"Kau benar-benar lupa siapa aku? Atau bagaimana kita di masa lalu? Atau kau sudah punya kontraktor baru?" Tanya gadis itu sembari bernafas perlahan di telinga Jungkook seolah menggodanya.

"Tch... pergilah, sialan," Jungkook langsung memasang wajah yang selama ini ditahan oleh Lisa dengan belajar sifat kemanusiaan, namun sekarang emosinya tidak terkontrol. Eunha seketika merasa bergerak dengan sendirinya melepaskan pelukan tersebut, itu adalah bentukan skill baru.

"Hah-?! ... Beraninya kau menatapku seperti ini..." Eunha memasang wajah ingin menangis dengan menggemaskan, dia membuka bagian lengannya lalu mengambil pisau.

"Ini.. aku yakin selama berminggu-minggu ini kau belum mendapat asupan, kan?" Tanya Eunha, dia merobek kulitnya yang tampaknya sudah ber-kali kali terluka. Jungkook langsung merubah tatapannya menjadi seperti tertegun, ia seolah familiar dengan semua ini. Dia hanya terdiam sambil membuang mukanya, Eunha menunjukan tangannya yang terluka di hadapan Jungkook.

"Kau pasti merindukan hal semacam ini kan? Lihat dirimu, sudah berapa lama tidak dikasih darah...?" Eunha memecah tangisnya, tangan yang ia lukai tadi langsung menjadi alat untuk membelai wajah lawan bicaranya itu. Jungkook membalasnya dengan memelototinya dengan seolah berkata : menyingkirlah, bangs*t.

"Cukup, aku tidak mau tau tentangmu." Jungkook menegaskan pernyataanya. Eunha menghela nafas berat.

"Aku adalah kontraktor sebelumnya, aku yang selalu memberikan ikatan sahabat sejak kecil, kau mau aku pergi?" Tanya Eunha dengan nada terisak,

"Iya," Jawab Jungkook dengan singkat. Eunha mengahan nafas berat.

"Benar... percuma saja aku membawa kembali ke hadapanku..." Eunha terdiam sejenak, Jungkook langsung memutar badannnya melihat gadis itu. Ya... rasanya tiba-tiba muncul perasaan tidak enak jika meninggalkannya sendiri, tapi dia perlu jalan keluar dari 'sesuatu' ini.

"Lisa.." Ucap Jungkook, dia langsung melanjutkan perjalanannya dengan tanpa tau arah untuk pulang, meninggalkan seseorang yang bernama Eunha itu, masa bodohlah dengan gadis itu, mengenai pertolongan yang baru saja dilakukan olehnya? Huh, Jungkook justru mencurigainya berdasarkan emosinya.

HE IS LIFE (end)Where stories live. Discover now