the late's colour

87 12 0
                                    


Ueueueueue, sori lama kaga update :'(

gue sibuk ujian , awowkwkwkkwk :(

yodah sok :v

Hope ya'll enjoy it

/wink

;';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';';'

Jimin berlari ke rumah Lisa, dia memiliki insting tajam untuk segera kesana, perasaanya tidak enak dan benar-benar khawatir.

Sedangkan dari kejauhan, Kai dan Taehyung mengamati Jimin, Eunwoo kali ini dijaga oleh Seokjin dengan diikat, mereka membagi kelompok menjadi dua agar lebih efisien. Seokjin melihat lihat sepasang mata Eunwoo, kedua bola matanya memutih, dengan tangan mulai membengkak, dan mulut berucap mantra penghenti waktu dan kadang meraungkan kata kata tidak sopan. Mirip gejala Gratovicia, hal ini pernah terjadi jika seorang memiliki kekuatan besar melepaskannya secara berlebihan, sehingga jika ada yang berani menyentuh yang berkaitan dengan kekuatannya, perlahan akan menyiksanya tanpa mebiarkan korbannya mati. Tapi tidak sembarang kekuatan, biasanya yang memiliki kemampuan ini hanya 3 – 4 orang saja, lalu kenapa ketika Eunwoo membuka Bahasa Iblis ia seketika berubah menjadi seperti ini? Apa ada yang melepaskan kekuatan semacam ini di dekat sini?

Lisa p.o.v

"A- khh.. akk- , hngg- huh," Aku kesulitan berucap kata untuk melawannya. Jungkook, ada apa dengannya? Kenapa dia tiba-tiba begini?

"Hmm!" Jungkook memelototi ku dengan nada keras, dia hanya menekan leherku, dia tidak membiarkan aku terluka, seperti ia sedang menahan diri, kemudian dari kedua matanya yang mulai menguning, tatapan penuh amarah dan kekecewaan, giginya yang tiba-tiba menajam diikuti tanduk di kepala kirinya, dan entah kenapa tubuhnya terlihat lebih besar dari apa yang biasanya kulihat membuatku semakin gemetar ketakutan.

Tentu saja, aku ingat secara pasti, aku menggambar seseorang yang ternyata iblis, bukan?

Mungkin ini semua memang salahku, aku sudah tidak bisa melawannya lagi, biarlah aku yang menjadi korban, dari awal aku tidak bisa melawan kenyataan ini.

Namun tiba-tiba Jungkook menyeringai. Dia membuang tatapannya ke arah samping lalu berdecak kagum.

"Aku selalu bingung kenapa kau selalu menjadikanku sebagai prioritasku, padahal kau tau aku ini monster yang bisa menjadi bom waktu, kan?" Kemudian ia menatapku remeh dengan bulu matanya yang terlihat semakin elegan. Tapi bukan waktunya untuk terpesona.

Tangan kanan Jungkook yang kosong itu mengangkat tubuhku dan menggendong dari dengkul, agar aku tidak jatuh aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya. Tapi Jungkook menepis dengan keras.

"Don't you dare," Peringatnya sambal mengancungkan jari telunjuknya ke depan wajahku. Aku langsung melepas tanganku kebawah, mencoba untuk tetap seimbang sedangkan pemuda ini berjalan entah ke ruangan mana, pandanganku kabur sekilas, tapi kelihatannya ia menuju ke ruangan bawah tanah.

BRAKK !!!

Ia membuka pintu dengan dobrakkan keras. Aku bisa mendengar bunyi beberapa benda yang berjatuhan, kemudian ia tanpa menyalakan lampu langsung mencari sesuatu, ia tampak tergesa-gesa dengan deruan nafas yang panas dan bola mata yang menyala. Aku tidak tau harus berbuat apa, mematung dan masih terkunci oleh Jungkook. Hingga sepertinya pemuda itu menemukan apa yang ia cari. Bunyi gesekan pisau terdengar jelas. Jungkook segera membawanya (tentu saja dengan masih menggendongku), keluar dari ruang bawah tanah yang nyaris ia hancurkan. Aku melihat kebelakang, ia meninggalkan jejak kaki dengan beberapa noda darah pekat, kakinya membiru seperti terkena serangan, namun ia sama sekali tidak menghiraukannya.

HE IS LIFE (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang