26 : Pra-Invantri (1)

89 19 3
                                    


Hari demi hari, Jungkook belajar sedikit demi sedikit tentang kehidupan normal. Ia tidak begitu buruk dalam pelajaran akademis, otaknya mampu mencerna apa yang Lisa ajarkan, hanya saja ia mudah lupa. Rumah mereka tetap terpisah, Taehyung masih menjadi Guardian Jungkook sampai entah kapan, sedangkan Jimin juga masih berusaha hidup seperti manusia umumnya, namun… inilah yang tiap pagi terjadi.

Rose tengah tertidur, lalu semburat matahari pagi menerangi wajahnya lewat jendela. Ia perlahan terbangun dan mencoba mengumpulkan tenaga. Ia bingung tiba-tiba, kamarnya terkunci, kan? Lho-

Siapa yang buka jendela?!

Rose panik dan bangun dengan mata terbelalak. Ia melihat Jimin yang ada di dekat kakinya, Rose semakin terbelalak tak percaya.

“Selamat pagi ^^” Jimin mengunci kedua pergelangan kakinya tiba-tiba. Rose terpancing.

“Ka-kau?! Kenapa-“

“KYAAAA-!” Jimin dengan ‘kurang akhlak-nya’ menarik  gadis itu. Rose buru-buru melawan dengan menarik bantalnya dan memukulnya ke arah Jimin.

“Apa kau punya etika?!” Rengek Rose sambil duduk di pojokan tempat tidurnya.

“Apa itu etika ‘-‘)?” Tanya Jimin dengan nada halus sambil memasang wajah polos.

“Aish! Biarkan aku tidur!” Rose masih merasa mengantuk.

“Humph-!” Jimin menggerakan telinganya. Setelah mencoba menggerakan tubuh Rose, namun hanya dibalas dengan rengekan penolakan, akhirnya Jimin menyerah. Ia kemudian berubah menjadi kucing besar dan tidur di dekat kaki Rose.

Berbeda dengan Jungkook. Kini setiap hari ia dipacu oleh Lisa, mulai dari gaya hidup, sekolah, dan pengenalan lingkungan. Lisa mengajarinya dengan sabar, Jungkook juga terlihat antusias meski kadang ia sangat malas merapihkan sesuatu yang ia lakukan. Jungkook diberikan tempat tinggal oleh Taehyung lewat akses izin dari Eunwoo, jadi Lisa bisa mengajarinya disana.

“Lisa,“ Jungkook mulai merasa bosan di perpustakaan umum di dalam kota. Lisa yang masih sibuk dengan buku dan laptopnya hanya mendongak sebentar sebagai respons tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.

“Duh… bisa kasih rekomendasi buku? Aku bosan dengan angka angka ini….” Jungkook memainkan pensilnya. Lisa menatap bingung, lalu ia memberikan sebuah kertas.

“Ini, kerjakan persamaan ini baru kau ku berikan rekomendasi.” Ujar Lisa sambil tersenyum. Jungkook menahan kesal, angka lagi angka lagi_-

“Humph… ok…” Jungkook menghela nafas. Ini tidak begitu buruk sih, pemuda itu cukup harus fokus agar bisa menjawab soal ini dengan benar.

Setelah 13 menit berjibaku dengan pensil dan kertas coret-coretan, Jungkok berhasil menjawab 8 soal. Ia berjalan mendekati bangku Lisa lalu meletakkan diatas mejanya.

“Aku selesai.” Jungkook mengacak rambutnya sambil berjalan mengambil buku. Ia menatap satu-satu buku dengan membaca judulnya, jujur ia lebih tertarik dengan komik, dan cerita yang menantang.

“Jungkook…” Lisa mendekat dengan membawa buku yang tidak begitu besar. Ia tersenyum.

“Ini bukunya^^” Lisa memberikan buku itu lalu mengambil tumpukan yang lain, sebentar lagi perpustakaan akan tutup dan dibuka pada malam pukul 7.

‘Hm… aku butuh buku yang ini… ah, yang ini bisa kugunakan untuk rekomendasi….’ batin Lisa memilah buku satu persatu.

“Lisa?” Jungkook berputar arah dan tersandung buku yang ada di lantai, tentu saja itu membuat tubuh Lisa terjatuh dan ada di bawah Jungkook. Keduanya kaget, kali ini bukan perasaan berani yang di keluarkan Jungkook, entah mengapa dia malah jadi canggung.

HE IS LIFE (end)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ