10 : the truth (I'm not lying)

1.1K 78 10
                                    

Nee, oyasuminasai, minna ... Ryu masih disini dengan berbaring di Rumah Sakit 😒

Kebiasaan tiap pagi, marathon anime ato nggak mo nonton game dulu, mumpung ada wi-fi >:"3 fufufufufu. Ryu tau kok itu gak berguna, jadi seharian ini mau dipake kalo bangun buat nulis sekalian, btw pagi ini Ryu trigerred, semalem gak bisa tidur, jadi bangun telat, tau tau udah ada petugas pengecek darah siapin suntik, seketika aing gak bisa ngapa"in pas bekas suntikan KEMAREN SOREE(?!) dicopot dan dibuang begitu saja .... (diucapkan dengan nada yang sedih dan rendah) ... hiks.

Ok, lah yang kemaren minta up cepet cepet, gomenne jariku 10 tapi yang aku pake dua doang buat ngetik :)

Start_.

○○○○○○○○○○○○○○○○

Lisa menaruh kapalnya dalam kondisi dibalik dan meninggalkannya diantara pepohonan agar tidak diketahui banyak orang, sementara dibelakangnya ada 2 orang yang mengejarnya.

"Persetan dunia mistis!" Lisa membawa semua barangnya dan segera meninggalkan tempat itu. Ia tak memiliki banyak jawaban bagi semua pertanyaannya, hanya merangkai semua perkataan demi perkataan, boro boro lebih jauh lagi, Lisa merasa ia diikuti oleh orang dibelakangnya sekarang. Ia mempercepat langkahnya lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Kunci." Lisa langsung mengunci kamarnya dan menaruh kopernya ia mau membuka ponselnya, tapi tiba tiba ada suara.

"Terbuka!" Suara sialan itu mengetuk keheningan, memang seharusnya Lisa menggunakan kartu id sebagai kunci.

"Jung-?!" Lisa kaget ia tak langsung melanjutkan mengemas, pemuda itu tersenyum, ia merasa menang kali ini.

"Aku kan sudah bilang, aku akan selalu berada di sebelahmu." Ucap Jungkook, Lisa memukul kepalanya ke dinding, bocah ini masih mengikutinya, apa yang harus ia katakan didepan ayahnya kalau ada pemuda yang tiba tiba bisa masuk ke dalam kamarnya?

"Keluar!" Tanpa basa basi Lisa langsung meminta pemuda itu keliar kamarnya.

"Geeez, kau masih tak sopan dengan tamu ya, kau bahkan mengusirku." Jungkook mengrucutkan bibirnya.

"Jungkook, apa tugasku selesai?" Tanya temannya, yang tak lain bernama Park Jimin. Jungkook menggeleng.

"Nani, kau mau pulang?" Tanya Jungkook, Jimin mengangguk. Ia mengelus pundaknya.

"Disini cuacanya tak bagus untukku." Ucap Jimin, kulitnya memerah, Jungkook menelan ludah.

"Baiklah, tapi aku minta serbuk." Perintah Jungkook. Jimin menyipitkan matanya. Sedangkan Lisa memikirkan ide agar pemuda ini pingsan. Ia diam diam memegang sebuah penggorengan.

"Serbuk yang mana?" Tanya Jimin, Jungkook memiringkan kepala, Lisa langsung mencoba memukul kepala Jungkook dengan itu, tapi Jimin menggunakan kekuatannya dengan 'santuy'-nya menangkis serangan Lisa dan masih melanjutkan pembicaraan mereka.

"Aish," Lisa merasa kesal, Jungkook tersenyum ke arah Lisa.

"Mencoba memukul ku ya?" Tanya Jungkook. Lisa memasang wajah datar.

"Huuh!" Lisa langsung berbaring ke tempat tidurnya dan menutup telinganya dengan bantal. Jimin dan Jungkook melihat tingkah kekanakan Lisa langsung terdiam.

"Kau bisa mengajaknya tidur kalau sikapnya begini terus." Ucap Jimin yang disusul wajah memerah Jungkook.

"Jangan ah, kesian." Jungkook tersenyum lalu memukul kecil kepala Jimin, Jimin tertawa, ia memberikan sebuah kantung berisi serbuk dan memberikannya ke Jungkook. Jungkook tersenyum, itu adalah serbuk penghapus ingatan.

"Hati hati dengan benda itu." Ucap Jimin, ia berjalan ke sudut ruangan. Jungkook mengangguk. Ia melambaikan tangannya dan menghilang begitu saja.

Lisa mengerjapkan matanya, apa yang baru saja terjadi? Pemuda tersebut langsung hilang?! Tapi bukan itu masalah primernya sekarang, masalahnya ada pemuda yang pasti akan dipukuli oleh ayahnya kalau ketahuan sebagai 'jodoh', meski itu terdengar bodoh, tapi akan jelas kalau ia melihat dari prolognya. Lisa memutar otak, tak mungkin ia mengusir Jungkook dari kamarnya.

HE IS LIFE (end)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora