27. Tentang, Satriya, Juan dan Aurel

669 105 2
                                    

"Menilai orang lain memang lebih mudah dari pada menilai diri sendiri."

~
🍂

"Jangan kasar sama perempuan!"

Suara berat itu menghentikan Juan dan membuatnya menggeram kesal. "Jangan ikut campur urusan gue!"

"Laki-laki itu masih menahan tangan Juan. "Ini sekolah gue, dan lo cuma tamu di sini. Jadi, jangan macam-macam di wilayah gue!" ucap laki-laki itu telak dan melempar tangan Juan.

Sedangkan Juan membalasnya dengan seringaian. "Gue gak ada urusan sama lo, sekolah lo atau bahkan kandang lo sekalipun! Gue cuma ada urusan sama adik gue!"

Laki-laki itu menaikkan alisnya. "Siapapun dia, gak berhak lo kasarin!"

"Juan!" panggil Aurel mendekati mereka. "Loh, ini ada apa kok kamu ribut sama Galang?" mata Aurel melirik Juan dan Galang bergantian.

"Aurel! Kamu urus tamu itu! Jangan sampai dia buat masalah. "

Karena koneksinya yang luas, Aurel dipercaya Galang untuk mengundang semua guest star acara itu. Tapi kali ini Galang kecewa karena Aurel mengundang orang yang tidak tahu sopan-santun. Laki-laki itu lantas menarik tangan Raya, mau mengajaknya pergi, tiba-tiba Satriya datang dan melepaskan tangan Raya dari genggaman Galang.

"Eh! Apa nih pegang-pegang! Bukan muhrim!" Galang menaikkan alisnya. Sifat menyebalkan Satriya kambuh lagi. Raya hanya bisa memutar matanya malas. Baru saja digandeng pangeran berkuda putih, datang antek-antek Argadana yang suka buat onar.

Lantas mata Satriya tertuju pada Juan dan sedikit melirik Aurel. "Oh, ada couple gools disini?" sindirnya.

Aurel berusaha menyembunyikan wajahnya di depan Satriya dengan menunduk. Sedangkan Juan dengan angkuhnya meladeni sindiran Satriya. "Iri lo!"

Dengan remehnya Satriya tertawa. "Iri? Gak ada untungnya iri sama pasangan penipu kayak kalian! Dan lo, Juan! Ambil aja cewek itu! Gue gak butuh cewek munafik!"

"Jaga mulut lo!" Juan meradang mendengar hinaan Satriya pada Aurel. Tentu saja dia tidak terima pujaan hatinya dihina begitu saja.

Aurel meredam amarah Juan dengan mengelus dadanya. "Aku gak apa-apa, Juan..., " ucapnya.

Dan yang paling menjadi manusia bodoh di sini adalah Raya. Dia menjadi penonton tapi tidak tahu alur cerita yang dia tonton. Berkali-kali matanya menelisik Satriya, Juan, dan Aurel hingga akhirnya berakhir pada Galang. Galang yang peka dengan gestur Raya memberi kode kedipan mata dan mengangguk sebentar yang berisyarat, Nanti pasti tahu.

Rasanya Raya mau terbang kali ini mendapat respon dari Galang. Entah mengapa harapannya untuk dekat dengan Galang terbuka lebar-lebar.

Kembali pada Juan dan Satriya. Ada apa sebenarnya diantara mereka?

"Dan sekadar informasi saja buat kalian berdua, gue udah dapet pengganti lo, Rel. Dia jauh lebih baik." Satriya merangkul Raya dengan sebelah tangannya. "Dia orangnya."

Raya terbelalak. "Eh," spontan memelotot pada Satriya, tapi Satriya lebih ganas memelototinya.

"Gue gak izinin adik gue berhubungan sama lo!"

"Raya gak butuh restu lo! dia udah gede bisa nentuin jalan hidupnya sendiri,"

Karena bukan lagi menjadi urusannya, masih dengan ekspresi yang tak terdefinisi, Galang pamit pergi. Sedangkan Raya yang pusing mendengar perdebatan dua lelaki itu merasa hampa sepeninggal Galang.

SAGARA (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora