24. Gelang Misteri

644 113 2
                                    

"Kebetulan adalah siasat Tuhan untuk menjalankan rencananya."

🍂

Pertandingan basket telah usai. Dan dan dimenangkan oleh kelas XII IPA 1. Raut muka Arka semakin memerah padam menandakan dia tidak terima dengan kekalahannya. Sementara Satriya tak berhenti mengumbar senyum remehnya pada Arka. "Tau rasa kan lo!  Sekarang lo harus percaya kalau pahlawan menangnya belakangan." Satriya menepuk dada untuk membanggakan dirinya sendiri.

Laki-laki itu tak mau berlama-lama berbicara dengan Arka. Bisa-bisa moodnya hancur hari ini. Berbicara dengan Arka hanya menyulut emosinya saja. Lebih baik Satriya segera pergi.

Melihat Raya duduk sendirian di bangku pinggir lapangan membuat Satriya memekarkan senyum bahagia. Senyum yang benar-benar senyum.  Bukan senyum mengejek seperti yang di lemparkan pada Arka. Lantas laki-laki itu berlari menghampiri si gadis.

"Hey!  Buat gue kan?" Satriya melihat minuman yang di pegang Raya. "Masih utuh berarti memang buat gue," ucapnya lagi dengan percaya diri dan mengambil botol itu.

"Eh,  bukan Sat!" Terlambat. Satriya telah meminumnya. Raya menekuk bibirnya dan matanya memicing menatap Satriya. Laki-laki itu suka seenaknya sendiri.

"Hiii...  Serem banget sih lo Ra?  Jangan gitu dong. Kalau gue makin cinta gimana? Lo mau tanggung jawab?" Satriya menyengir jail.

"Itu bukan buat lo," Raya memasang wajah ketusnya.

"Kalau bukan gue buat siapa?" Satriya masih tak percaya kalau minuman itu memang bukan untuknya.

"Arka."

"Mbbrruuuurrrttt!" Satriya menyemburkan minumannya. "Arka?" Satriya membulatkan matanya. "Lo ada hubungan apa sama Arka sampe bawain minuman segala?"

Raya mendengus sebal. "Arka kan temen sekelas gue. Gue lagi di suruh jagain minuman anak-anak basket kelas gue."

"Kenapa cuma Arka yang lo pegangin botolnya?" Berganti Satriya yang memicingkan matanya sedikit tidak suka. Dahinya juga mengerut hingga berlipat-lipat.

"Ih,  Sat!  Bisa gak sih gak usah nginterogasi gue kayak gitu?  Gue nggak mau debat sama lo!"

"Bukan gitu maksud gu-" ucapan Satriya terpotong karena ada 3 laki-laki menghampiri mereka.

Revan,  Doni dan Steven berlari menghampiri Raya. "Ra, mana minumannya kata Tere di lo?" tanya Doni.

Tereshia sengaja menjauh dari Raya karena ingin berduaan dengan Yusup. Gadis itu tadi juga yang lebih dulu menghampiri Yusuf dan memberi tahu teman-temannya untuk meminta minum pada Raya.

"Tuh,  di kresek," jawab Raya ketus. Gadis itu sedang dalam mode cemberut karena ulah Satriya. Sampai-sampai teman-temannya yang lain juga kena imbasnya.

Arka yang baru datang juga langsung menodong mereka. "Mana minuman gue?"

Doni berdecak dan langsung mencarinya dalam kerek. "Habis Ka. Lo tanya aja sama Jalan Raya!"

"Mana Lan minuman gue?"

Raya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. "Em,  itu-"

"Sorry, punya lo tadi gue minum," jawab Satriya tanpa dosa. Belum sempat Raya menjawab,  Satriya lebih dulu memotongnya.

"Brengsek lo, Ra!" Arka membentak Raya dengan sarkas. "Lo emang bener-bener penghianat."

Arka tak terima kalau Raya memberikan minumannya pada Satriya yang notabene musuh kelasnya.

SAGARA (End)Where stories live. Discover now