•misi kedua•

Mulai dari awal
                                    

"Bunda emang mama Intan di lantai berapa?"

"Empat."

Lalu matanya menyapu ke sekeliling untuk mencari sesuatu, "Bunda itu ada lift!" saut Sabna.

"Gak. Naik tangga biar sehat, noh liat nenek-nenek aja masih kuat naik tangga!" jawab bunda lalu menunjuk ke arah nenek-nenek yang barusan melewati mereka berdua.

Sabna menurut lalu melanjutkan langkahnya, mengikuti bunda dari belakang.

Kini sampailah mereka di lantai empat, bunda langsung masuk ke ruangan yang bertuliskan Anggrek. Rupanya sudah ada mama Intan dan bayi mungil di sampingnya.

Sabna menutup pintu, kemudian berjalan menghampiri bunda dan mama Intan.

"Tante, ini." Sabna memberikan pastel buah kemudian mencium telapak tangan mama Intan.

"Terima kasih Sabna," ucap nya lirih akibat kondisinya yang masih terlihat lemas.

"Di makan ya buahnya. Oh iya si Intan kemana?" tanya bunda.

"Tadi Intan keluar mau beli makanan, tapi kok lama ya?" ucap mama Intan yang kini terlihat cemas.

Mata bunda menuju ka arah Sabna, Sabna yang menangkap sorot mata tersebut mengerti maksud dari sang bunda.

"Kalau gitu Sabna permisi ya Tante, Sabna bantuin cariin Intan dulu ya!" ucap Sabna kemudian ia keluar dar ruang Anggrek tersebut.

Matanya kini mencari sosok bernama Intan, Sabna berjalan di koridor tapi ia tak menemukan siapapun yang dikenal. Sampai akhirnya matanya tertuju pada seorang bocah yang sedang membujuk salah satu pedagang kantin.

"Intan!?" tanya Sabna, bocah itu menoleh dan langsung memeluk Sabna.

"Ate, Intan mau beli itu!" ungkapnya seraya menunjuk penjual bakso.

"Tapi uang Intan ga cukup," lirih bocah yang masih memeluk Sabna.

"Pake uang Kakak aja nih." Sabna merogoh saku di cardigannya, dan ia dapatkan uang bernilai dua puluh ribu rupiah, yang langsung ia berikan kepada Intan.

Intan kembali ke arah Abang bakso, sementara Sabna memilih duduk di kursi kantin, entah kenapa matanya fokus pada seorang gadis yang tengah berbicara dengan seorang dokter.

"Kok postur tubuhnya mirip benget Tiara," gumamnya yang masih memperhatikan keduanya dari jauh.

"Ate! Aku dapet bakso dong!" Sabna di kejutkan oleh sautan Intan, Sabna akhirnya berpaling dari rasa keponya.

"Oke kita balik. Kasian mama Intan udah nungguin," ucap Sabna, dan Intan mengangguk riang. Sabna mengandeng tangan Intan tapi matanya masih terus mengarah pada gadis tersebut.

Sayang wajahnya hanya terlihat dari samping, jadi susah memastikan apa yang baru dilihatnya adalah Tiara.

"Ayo dong nengok!" batin Sabna memaksa yang berharap gadis itu menoleh, namun langkah Sabna lebih dulu meninggalkan mereka.

Kemudian langkahnya berhenti, saat ia menemukan Tante Linda yang ia lihat dari jendela suatu ruangan.

"Intan duluan aja, Kak Sabna ada urusan sebentar, tolong bilangin ke bunda Kakak juga, ya!?" sahut Sabna, Intan mengangguk paham.

Take to the SKY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang