14.

1.8K 83 6
                                    

MARSEL POV 

kita udah banyak nonton film, amara itu memang lucu dia itu orang yang gampang terbawa dalam cerita sekalinya nonton film komedi dia bisa ketawa banget sekalinya nonton film yang sedih dia bisa ngabisin banyak tisu di meja cuman buat mengelap air matanya itu, tapi sekarang dia kayanya diem deh gak berkutik karna lelah menonton, kini bisa aku rasakan ia tertidur di pundakku rasanya jantungku berdetak lebih kencang karna adalah seorang perempuan yang tengah terlelap dalam tidurnya di pundakku dan lagi ia menggandeng tangan kiriku disaat matanya yang masih tertutup itu. aku pun mematikan tv dan tertidur juga.

AMARA POV 

mataku terbuka dengan perlahan, memandangi seisi ruangan yang mulai gelap dan aku baru tersadar sedari tadi aku memeluk erat tangan kiri marsel dan berbaring di pundaknya. saat ku perhatikan ia sedang tertidur lelap wajahnya sungguh tampan dengan rambut yang acak - acakan wajahnya makin terlihat manis. tapi mengapa setiap aku memandanginya jantungku berdebar lebih cepat dan lagi aku selalu senang memandangi wajahnya apalagi saat tertidur seperti ini. 

karna hari sudah mulai gelap segera aku beranjak menyalakan lampu dan merapihkan sisa makanan di ruang tv. aku melihat marsel masih tertidur lelap akhirnya aku mengambil selimut dari kamar untuk ku berikan ke marsel karna aku tak ingin ia kedinginan tertidur disini.

karna marsel yang masih tertidur, aku akhirnya membeli makanan di cafe sebrang apartement karna memang hari ini aku sangat bermalas - malasan untuk memasak, dan semoga saja marsel belum bangun saat aku keluar.

ku belikan spaghetti spesial extra cheese dan juga pizza untuk kita berdua. ku simpan makanan itu di dapur dan aku masih melihat marsel tertidur di sofa. perlahan aku mendekatinya ingin membangunkannya untuk makan malam tapi aku tak tega mengacaukan tidur lelapnya ini. alhasil aku kembali ke dapur menyeduh susu hangat dan duduk di balkon menghadap jalanan. angin yang berhembus sungguh dingin hingga aku harus ke kamar memakai sweaterku dan kembali duduk di balkon. 

tak lama seseorang datang mendekatiku....

"udah tau dingin malah disini lagi" ucap marsel dengan menutupi punggungku dengan selimut yang tadi ia pakai tidur.

aku menoleh "cuman pengen liat pemandangannya aja, malam minggu kaya gini rame" ucapku

ia menoleh dan hanya tersenyum menatap wajahku

"kenapa?" tanyaku

"enggak, ya cuman heran perempuan anak club malam kaya lo masih bisa juga stay dirumah kaya sekarang" ucapnya

"gue udah berubah kali, ya walau gue harus kehilangan predikat miss party gue tapi gue seneng bisa ninggalin itu" jelasku

"salut, perempuan kaya lo bisa berubah. apa sih yang bikin lo berubah kaya gini?" tanya marsel

"yang bikin gue berubah itu saat anak lo tinggal di apartement gue, gue jadi merasa punya tanggung jawab buat ngurus kesha dan gue jadi merasa kaya ibu muda yang harus ninggalin kebiasaan buruk gue. asal lo tau dulu gue perempuan yang gila - gilaan dalam pergaulan. gue doyan main malem pulang pagi atau bahkan gak pulang. gue sering mabok dan juga gue paling sering dateng ke party - party dengan dress super pendek dan pergaulan yang keterlaluan bebasnya" jelasku

"terus apa yang lo lakuin dengan dateng ke party dan pake dress mini?" tanyanya

"enggak ngapa -ngapain selain main permainan disana, minum - minum, ngerumpi. walau gue nakal gue bukan kaya cewek nakal diluar sana sel. gue paling anti buat itu. lo ngerti kan maksud gue?" ucapku

ia mengangguk " berarti sama fandi pun lo gak mau?" 

"enggaklah, gue pikir hal yang kaya gitu cuman buat suami gue bukan buat orang yang statusnya belom sah sama gue. gue gak salahkan?" tanyaku balik

"enggak ko, justru gue aneh ada juga perempuan nakal kaya lo mikir kaya gini dan jaga diri banget buat hal yang gak boleh dilakukan kalo bukan sahnya" ucap marsel

"tapi tenang amara yang sekarang udah berubah. gak ke party dan gak mabok lagi cukup terakhir waktu itu pas lo nemuin gue haha" 

"haha iya, kaget juga gue bisa liat lo ampe semabok itu sampe pingssan di tengah jalan. syukurnya gue yang nemuin lo" balasnya

ia pun menghela napas " hemmm, gue bosen sendiri mar" ucapnya

"lo gak sendiri kali ada kesha sama mamah lo ko dan juga ada gue sebagai teman curhat lo" ucapku

"bukan itu, tapi gue pengen nyari istri.gue yakin kesha juga bakal dukung ko dan mamah gue juga pasti dukung selama itu bisa bikin gue dan kesha seneng. menurut lo gue harus cari dimana ya?" ucapnya serius

"ya lo maunya tipenya itu kaya gimana?" tanyaku

"gak muluk -muluk gue pengennya yang bisa sayang kesha dan juga keshanya juga nyaman, yang jelas keibuan lah dianya" ucapnya

"ya coba carilah dari temen lo mungkin ada yang kaya gitu"

"emmm siapa yah?" ucapnya memikir - mikir

"sandra?"

"enggak. gue gak suka sama dia. dia cuman mentingin diri sendiri dan dia perempuan yang super duper nyebelin gue gak suka. gue pengen perempuan sederhana yang kayaa....."ucapnya terdiam sejenak

"siapa?" tanyaku polos

"lo"ucapnya serius dan mendekatkan wajahnya dihadapanku.

jantungku semakin berdebar, wajahnya makin mendekat - mendekat dan rasanya aku hampir bisa merasakan hembusan napasnya yang berada di wajahku.

seketika itu aku memalingkan wajahku, menghindarinya yang hampir menciumku.

"ah gila lo bercanda haha"ucapku dengan so asik setelah perlakuannya tadi

"haha iya deng bercanda, ya mana mungkin lah gue suka ama lo mar. lo kan hampir setipe sama si sandra perempuan nyebelin haha" ucapnya tertawa

aku hanya tertawa, namun entah mengapa moodku turun saat ia berkata aku setipe dengan sandra. apa iya aku benar - benar mirip dengannya? dan yang lebih sakit itu saat marsel bilang ia tidak mungkin menyukaiku entah mengapa rasanya hati ini teriris. 

tapi setelah ku pikir apa mungkin aku menyukai marsel? 

My Lovely Step Daughter [END]Where stories live. Discover now