2.

4.3K 142 4
                                    

Entah sampai jam berapa aku dan Jena party. yang jelas hari sudah hampir pagi kita pun pulang. dengan Jena yang membawa mobilku karna aku mabuk parah malam ini.

***

jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, kulihat aku masih menggunakan dress lengkap dengan heels yang semalam kukenakan. kepalaku terasa pusing dan aku mendengar suara dari dapur. segera kulepas heelsnya dan menuju dapur

"morning miss party" sapa Jena yang sudah rapih dengan pakaian biasanya.

"emang gue mabok yah semalem?" tanyaku yang terduduk di sofa

"hmm. gak sih, cuman lo mabok parah jadi gue yang bawa mobil lo untungnya gue gak separah elo miss party. udah mandi gih sana gue udah masak makan siang buat lo" jelas Jena

aku pun mandi dan kurasakan badanku menjadi lebih segar dan kepalaku sudah tak pusing lagi.

"eh iya, tuh ada kiriman tadi pagi bunga buat lo" ucap Jena ketika aku keluar dari kamar mandi.

"hah? dari siapa Jen?" tanyaku.

"Fandi" ucapnya polos.

"ih, buang aja deh males gue" balasku yang langsung menatap ilfeel ke bunga yang ada di meja.

"lo yakin udah putusin dia?" tanya Jena.

"iyalah, gila beraninya dia bercumbu sama bitch gak jelas itu. emang apasih kurangnya gue Jen?" ucapku seketika hampir menangis.

"gak ada yang kurang dari lo, semua yang di pengenin setiap perempuan itu ada di elo ko Mar. udah sekarang lo tenangin diri lo. kalo udah tenang lo bilang baik - baik sama Fandi" ucap Jena dengan mengelus punggungku.

Jena memang sahabat terdekatku yang selalu ada jika aku ada masalah. dia termasuk perempuan paling dewasa diantara aku, Lita dan Debby.

tak lama kami berbicara dan makan siang, terdengar suara tangisan bayi dan juga seseorang yang mengetuk pintu. aku pun membuka pintunya, kulihat tak ada siapa pun disini. tapi saat mataku mengarah ke bawah. ada sebuah keranjang yang terdapat bayi di dalamnya.

Omg!!! apalagi ini. aku hanya tercengang melihat itu berusaha mencari siapa orang yang menaruhnya di depan pintu kamarku. sayangnya di lorong apartementku sepi tak ada siapa pun.

"siapa itu Mar?" teriak Jena dari dalam. tanpa aku membalas Jena menghampiri.

"yaampun anak siapa ini? Mar?" tanyanya yang segera menyentuh bayi di dalam keranjang itu.

segera Jena membawa bayi dan keranjangnya lalu menutup pintu sedangkan aku hanya diam dan menatap aneh ke bayi yang sedang di gendong Jena itu.

"Mar, lucu deh bayinya punya mata biru. liat deh sini dia perempuan" ucap Jena dengan membelai bayi itu.

"ada apa sih sama gue? malem gue liat Fandi bercumbu sekarang gue liat bayi dalem keranjang apaan sih ini ? udah kaya dongeng tau gak sih?"  keluhku.

"hey, liat dulu deh. gue tau ini aneh ada bayi dalem keranjang yang di simpen di apartement lo tapi apa salahnya lo rawat dulu sampe ada orang tua yang dateng" jelas Jena.

"kalo gak ada gimana?" ucapku.

"pasti ada, coba aja dulu deh lewat internet gitu misalnya" ucap Jena.

***

Alhasil, tinggallah seorang bayi perempuan yang  kutemukan di depan pintu apartementku. memang dia lucu dan memiliki mata biru. mungkin usianya 1 tahun atau 2 tahun dan yang jelas aku menemukan dia  yang mengenakan dress berwarna pink soft dengan bando pita nya selaras dengan dress dan juga dan sebotol susu bserta empeng pink yang berada di keranjang. aku terus mengamati, bayi itu hanya memandang tak lama tertawa, mungkin karena tatapan bodoh yang aku keluarkan saat sedang memperhatikan bayi itu.

My Lovely Step Daughter [END]Where stories live. Discover now