SEMESTA 71 [TAMAT]

18.3K 1.8K 1K
                                    

Sejauh-jauhnya hal yang tak diinginkan adalah kehilangan

Baik dengan alasan kepentingan bersama,

ataupun demi hati agar sembuh kembali

- Semesta -

Jangan lupa putar Playlist : Gareth Gates - Anyone Of Us di atas.

Bintang tersenyum melihat tempias air yang menyapa lewat kaca jendela. Seolah disambut dengan hangat, gemuruh di atas sana pun langsung menggelegar.

Angin yang menerbangkan dedaunan, melintaskan ingatan Bintang tentang apa saja yang terjadi pada saat hujan. Tepatnya dua tahun silam. Di mana jatuhnya Bintang, sebelum ia bisa berdiri kembali seperti ini.

Terlalu banyak kenangan di sana, dan Bintang pun masih enggan untuk melupakannya. Apalagi setelah ia meninggalkan Bunda untuk menempuh pendidikan.

Dan selama sepekan, di sinilah Bintang berada, di toko kue Bunda dengan seorang anak kecil yang selalu menemaninya. Dengan gelas mengepul yang berisikan cokelat, Bintang kembali melanjutkan ceritanya.

"Pada malam itu, sang pemuda bertanya kepada nelayan. Di mana dia bisa menemukan bintang? Lalu nelayan itu menjawab, ikuti cahayanya maka kamu akan menemukan titik terang di sana."

Anak kecil itu pun mengangguk, paham. "Apa setelah mengikuti cahayanya, sang pemuda akan menemukan bintang?" tanyanya, penasaran.

Bintang menggeleng. "Tidak. Sang pemuda harus melewati laut dulu, di mana ada deras ombak yang menjadi rintangannya."

"Lalu bagaimana jika sang pemuda tidak menemukan bintang? Apa dia akan kesepian?" tanya anak kecil itu lagi.

Bintang tersenyum, menjawab, "Di mana pun bintang berada–bahkan tanpa cahayanya, sang pemuda akan menemukan bintang tersebut."

"Apa itu artinya, bintang juga menunggu kehadiran sang pemuda?"

Kalimat polos itu berhasil membuat jeda beberapa detik, sebelum Bintang kembali bersuara. "Bintang tidak menunggu. Bintang punya tugas untuk membagikan cahayanya, membuat semua orang bahagia, sampai nanti ada yang mau menjemputnya."

Mendesis, anak kecil itu nampak tak tertarik. "Aku tak begitu menyukai akhir yang sedih. Aku lebih suka kisah Cinderella yang bertemu dengan Pangerannya karena sepatu kaca."

"Cinderella juga punya kisah yang sedih sebelum bertemu dengan Pangerannya," sahut Bintang, mengoreksi.

"Tapi akhir mereka bahagia," Anak kecil itu menyela. Dan, entah mengapa Bintang membenarkan itu. "Lalu bagaimana dengan sang pemuda, apa sudah menemukan bintangnya?"

Bintang lagi-lagi menggeleng. "Belum. Karena kisah mereka belum sampai akhir. Sang pemuda masih harus bertarung dengan ombak, dan bintang pun masih harus menyelesaikan tugasnya dengan baik," jelas Bintang kemudian.

"Lihat. Bahkan kisah mereka saja belum menemukan titik terang sama sekali," dumel anak kecil itu. Melihat reaksi tidak terimanya, Bintang dibuat tertawa.

Sembari menyodorkan cokelat panasnya, tangan Bintang terulur untuk membenarkan rambut anak kecil tersebut. "Nanti. Setelah kisah mereka selesai, kakak akan ceritakan."

Muka murung itu kembali terlihat bahagia. "Benarkah?" tanyanya antusian, Bintang mengangguk. "Aku berharap, suatu saat bintang dan sang pemuda akan bertemu. Memiliki akhir yang bahagia dan hidup bersama."

Bintang tak menjawab, hanya tersenyum. Mungkin jika keadaan tidak berubah. Harapan itu akan terdengar sama dan Bintang semogakan. Tapi ini sudah berbeda.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang