SEMESTA 54

13.4K 1.6K 144
                                    

Seperti mengulang pada bagian yang tidak penting. Di mana ada suatu adegan yang tak mau Bintang ingat, tapi dengan harus Bintang putar ulang untuk mencari jawaban atas rasa keingintahuannya.

Contohnya sekarang.

Suara yang samar-samar pernah menelusup dipendengaran. Wajah yang tak asing ketika terekam masuk ke retina. Sampai pada tatapan mata yang seolah menyenggol sesuatu di diri Bintang.

Tapi siapa? Justru ingatannya tetap tak terbaca. Jelas ada yang salah. Bahkan berulang kali Bintang menjelajah otak terdalam, hasilnya tetap saja tak berubah.

Ia tak ingat sama sekali di mana pernah bertemu orang ini.

"Harus berapa lama lagi gue nahan lo kayak gini?"

Bintang tersentak. Tersadar akan posisi yang masih disanggah, dengan cepat gadis itu menegakkan tubuhnya lalu mundur beberapa langkah.

Tepat ketika ingin mengucapkan terima kasih, suara orang di depannya lebih dulu terdengar.

"Gue baru tau nama lo Bintang," sambung orang itu, dengan tatapan mengarah ke name tag Bintang. Bintang mengikuti. Dan satu hal yang dapat Bintang tangkap; bahwa mereka tidak cukup dekat. Buktinya saja orang ini baru mengetahui namanya.

"Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Bintang. Walau ingatannya sedang bermasalah, tidak dengan pendengarannya. Kata lagi yang tadi dilontarkan orang mendadak kenal ini membuat Bintang penasaran.

Namun alih-alih menjawab, orang itu justru mentertawakan Bintang. Entah karena pertanyaannya yang terdengar lucu atau karena reaksi muka Bintang yang terlihat cengo, tanpa ekspresi.

Juga, bukan tertawa karena guyonan, tapi lebih ke sarkastik yang membuat Bintang menautkan alisnya dengan berbagai tanda tanya mengepul di udara.

Apa pertanyaannya tadi salah?

Atau orang ini tak mengerti atas pertanyaan yang ia ajukan?

Aneehhh!!!

Berbagai kalimat tersendat di mulut Bintang sebelum suara lain mengambil alih.

"Lo beneran nggak ingat gue?" tanyanya memastikan. Teramat jujur, Bintang menggeleng.

Hingga semua tergantikan dengan kerutan di dahi kala orang yang ada dihadapannya ini memajukan langkah. Refleks Bintang termundur untuk memberi jarak.

Bersamaan itu, tiba-tiba tingkat kewaspadaan Bintang berubah menjadi mode aktif. Seketika ia merawa was-was pada saat pandangan mereka bertemu. Tidak lama. Tapi cukup ampuh untuk merasakan bahwa tatapan barusan terlihat tidak asing.

Tapi di mana Bintang pernah melihatnya?

Ayolah... Bintang butuh pencerahan sekarang.

"Perlu gue ingatkan?"

Dan Bintang tau kalau ia sudah masuk ke zona berbahaya. Apalagi ketika tangannya dicekal lalu diayunkan ke udara. Dengan suasana sepi menjadi pelengkap, Bintang hanya bisa terdiam tanpa bergerak.

"Bermain sedikit kayaknya boleh juga."

"Gue bisa teriak. Lepasin tangan gue sekarang!" Ancam Bintang. Sebisa mungkin untuk tidak terlihat lemah, walau hati kecilnya selalu berharap ada yang menolongnya.

Siapapun itu.

"Gue nggak ada niat mau ganggu lo. Gue cuma mau ngingetin lo sama pertemuan tak sengaja kita. Ah... bukan tak sengaja, tapi karena si sialan itu yang menjadi pemicunya."

Si sialan?

Tidak taukah bahwa dia yang sialan di sini. Tidak tau diri sekali. Dasar! Rutuk Bintang dengan tatapan tak suka.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang