22-TERJUN

58 4 0
                                    

"FANY?!"

Cairan kental berwarna merah begitu saja keluar dari hidung Fany. Steven langsung menangkap tubuh Fany yang hampir roboh karena lemas. Steven langsung melepas jaketnya dan ia rapatkan ke tubuh Fany. Cewek itu tidak pingsan hanya lemas dan dengan darah yang terus saja mengalir.

Steven langsung menggendong Fany sambil sedikit berlari agar segera cepat ke tenda. Fany merasa pandangannya memburam. Dan semuanya gelap.

"Fan please buka mata lo" ujar Steven panik.

Bianca yang sedang memakan pop mie di depan tenda langsung kaget karena melihat Steven yang membawa sahabatnya dengan keadaan tak sadarkan  diri.

"Loh Fany kenapa?" Bianca langsung meletakkan pop mie nya.

Steven meletakkan Fany diatas karpet depan tenda Fany lalu menaruh kepalanya di pahanya.

"Ya ampun! Gue ambilin tisu bentar" ujar Bianca sambil berlari masuk ke tenda karena melihat wajah Fany yang sudah berdarah-darah.

"Fan bangun Fan" Steven berusaha menepuk pipi Fany tapi tak ada balasan apapun.

Bianca keluar dari tenda sambil menggenggam tisu. Steven langsung menyambarnya dan mengelap nya ke muka Fany perlahan.

"Kok bisa kayak gini sih?" Tanya Bianca sambil menggosok kan minyak kayu putih ke telapak tangan Fany yang dingin.

"Tiba-tiba dia mimisan terus pingsan. Padahal kita cuman duduk" terang Steven.

"FANY!" Arkan datang dan langsung menghampiri Fany bersama ke dua sahabatnya.

"Fany kenapa?" Tanya Arkan.

"Mimisan terus pingsan" jawab Steven.

"Kok bisa?" Tanya Arkan geram.

"Gak tau. Dia tiba-tiba jatuh terus pingsan"jelas Steven.

"Kalian habis darimana sih?" Tanya Arkan.

Steven lalu menunjuk tebing yang lumayan tinggi di belakang nya. "Disana. Kita cuma duduk nggak ngapa-ngapain"

Arkan mengusap wajahnya kasar. "Alergi nya kambuh" gumam Arkan yang masih di dengar oleh yang lainnya.

"Alergi apa?" Tanya Steven cemas.

"Alergi dingin" jawab Arkan.

"Shit!" Umpat Steven.

"Bego! Gue harusnya cegah Fany keluar" sesal Bianca sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Sssst! Tenang. Ini bukan salahmu sayang" ujar Arkan sambil menenangkan gadisnya.

"Gue takut dia kenapa-napa" ujar Bianca di dekapan Arkan.

"Dia nggak papa. Dia cuma alergi nggak akan parah" ujar Arkan sambil mengelus rambut Bianca.

Tangan yang sedari tadi di genggam Steven bergerak pelan. Membuat Steven langsung mengalihkan pandangannya ke arah Fany.

"Fany" Steven langsung mendekap Fany ke pelukannya.

"Dingin"ujar Fany lirih di dalam dekapan Steven.

Steven semakin mengeratkan pelukan nya. "Gue disini".

Fany lalu mengurai pelukannya dan menatap teman teman nya. "Sorry gue ngrepotin kalian".

"Nggak. Kita yang salah karena nggak jagain lo" ujar Steven dan diberi anggukan setuju teman-teman nya. Fany hanya tersenyum tipis.

"Thanks"

TIFFVENTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon