11-PEMIMPIN UPACARA

92 5 0
                                    

Fany sudah ada di kelas nya sekarang. Ia sedang menunggu bel masuk tiba. Ia melirik ke kursi sebelah. Bianca belum datang. Hari ini hari senin jadi ia berangkat lebih awal karena upacara. Kenapa ia menginginkan bel tiba?karena lebih cepat lebih baik menurutnya.

Ia melihat ke arloji yang menempel di tangannya. Masih tiga puluh menit lagi. Ia menghela napas panjang. Ia memilih untuk mengeluarkan buku paket Fisika nya dan mempelajari materi materi yang belum ia pahami.

"Rajin amat neng!" Steven sekarang sudah ada di hadapan Fany. Ia tersenyum kecil, menurutnya melihat Fany yang sedang serius menambah aura yang menarik.

Fany tak menggubris ucapan Steven dan tetap berkutat pada bukunya. Menurutnya bukunya lebih menarik daripada Steven.

Steven menghela napas panjang. Tiba tiba terlintas ide jahil di otaknya. Steven melirik ke wajah Fany, masih serius.
Steven tersenyum. Lantas Steven menarik buku paket itu dan menyembunyikannya. Fany kaget karena bukunya sudah tak ada di hadapannya. Fany menoleh Steven dan memberi tatapan yang tajam. Sedangkan Steven hanya tersenyum miring.

Fany menatap lama Steven. Masih dengan tatapan yang sama. Tak mau berdebat pagi pagi. Fany langsung beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Steven yang masih terpaku di tempat. Sadar, Steven langsung menghentikan langkah Fany dengan berdiri di hadapan Fany. Lagi lagi Fany hanya diam menatap Steven tajam dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Lo mau kemana?" Tanya Steven.

"Toilet,ikut?" Ajak Fany sambil tetap pada posisi yang sama. Steven diam. Melihat Steven hanya diam, Fany langsung pergi meninggalkan Steven.

Fany hanya berdiri diam di pinggir lapangan. Sebenarnya ia hanya alasan untuk bisa pergi dihadapan Steven.

Setelah melihat Bianca ingin masuk ke kelas, Fany langsung berjalan di sampingnya tanpa berbicara sepatah kata pun. Bianca menoleh saat Fany sudah ada di sebelahnya.

"Lah curut ngagetin gue aja lu" ucap Bianca sambil memegang dada.

"Lebay"ujar Fany sarkas.

"Elu sih tiba tiba muncul kan ngagetin udah kaya jelangkung aja" Fany langsung menoyor kepala Bianca pelan sambil tertawa kecil.

Saat tiba di kelas Fany mendapati Steven sudah tidak ada di sini. Ia bernapas lega. Lantas ia ikut duduk di bangku bersama Bianca.

"Lo udah ngerjain biologi? Jangan bilang belum" tanya Fany. Ia sampai hafal kelakuan temannya.

"Omaigat gue lupa" kata Bianca drama sambil mencak mencak di tempat. Fany langsung melempar kepala Bianca dengan buku pr biologinya.

"Lima menit"ujar Fany.

"Siap bos qu" kata Bianca sambil mulai menyalin pr biologi dari buku Fany.

***
Sekarang siswa siswi SMA Rajawali sedang berdiri berkumpul di tengah lapangan. Mereka sedang bersiap akan melaksankan upacara bendera. Termasuk Fany dan Bianca. Tiba tiba saat mereka ingin masuk ke barisan ada seseorang yang memanggil nama Fany.

"Kak Fany" panggil anak itu yang diketahui adik kelas Fany. Fany langsung menoleh ke arah anak yang memanggil namanya tadi.

"Iya?"tanya Fany sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Itu kak Fany dipanggil sama Bu Rumi" kata anak itu sambil terengah engah.

"Gue?" Kata Fany sambil menunjuk dirinya.

"Iya kak, ya udah aku pergi dulu ya kak" pamit anak itu sambil menuju ke barisannya.

Fany langsung saja berjalan ke arah barisan para guru.

TIFFVENWhere stories live. Discover now