10-PULANG

85 6 0
                                    

Fany dan Steven sedang makan di bakso di warung kaki lima. Fany yang mengajaknya makan.

"Lo suka makan disini?" Tanya Steven sambil memasukkan satu bakso ke dalam mulutnya.

"Ngga" jawab Fany singkat setelah menelan satu biji bakso.

"Setelah ini lo harus pergi dari rumah gue" ucap Fany sambil menatap Steven.

"Kok gitu?" Tanya Steven bingung.

"Iyalah lo kan udah janji"

"Tapi kan perjanjiannya ngga boleh ganggu lo"

"Dengan adanya elu di rumah gue itu mengganggu" jawab Fany dingin. Steven menghela nafas.

"Ya udah habis gue ambil seragam gue balik deh " ujar Steven pasrah.

"Bagus" ujar Fany singkat. Setelah itu, Fany beranjak untuk membayar nya. Ia lantas menaiki motornya dan memakai helm full face nya lalu melaju kencang.

Steven ikut beranjak juga untuk menaiki motornya namun ia di cegat oleh penjual baksonya.

"Eh eh mas bayar dulu atuh, main pergi aja" ujar abang bakso marah.

"Lah bukan nya udah di bayar sama cewek tadi" ujar Steven bingung.

"Neng nya teh cuma bayar satu porsi" ujar abang bakso.

"Ck" Steven pun mengeluarkan satu lembar uang berwarna ungu itu dan menyerahkan nya ke abang bakso.

"Nah gitu, makasih atuh ujang kasep" Steven pun mengangguk lalu melajukan motornya.

"Fany anjir" Steven mengumpat pelan.

***
Setelah kepulangan Steven dari rumahnya, Fany menghela napas lega. Pasalnya, kedatangan nya kemari hanya merepotkan saja menurutnya. Dan ia juga sudah tenang karena tidak ada yang menganggu nya lagi.

Fany merebahkan tubuhnya ke kasurnya yang empuk. Ia melihat ke arloji yang bertengger di tangannya. Masih jam 10.00 pagi. Ia kemudian menutup matanya sebentar lalu beranjak lagi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Rencananya Fany ingin pergi lagi. Ia ingin pergi ke cafe nya. Hanya sekedar mengecek keadaan disana. Memang Fany memiliki cafe milik keluarganya. Ia kadang mampir kesana setelah sekolah.

Fany langsung saja merapikan rambutnya , lalu ia menguncir kuda ranbutnya tinggi. Setelah itu ia memoleskan bedak nya sedikit sekali. Lalu mengambil jaket kulitnya yang ia pakai balapan tadi. Kemudian ia menyambar kunci motornya lantas turun dari kamarnya.

Kring

Bunyi lonceng pintu cafe terdengar nyaring. Fany masuk ke cafe dan langsung di sambut oleh karyawannya dan hanya di balas anggukan dan senyuman tipis dari Fany. Fany langsung masuk ke dalam ruangan pribadinya.

"Ran gimana cafenya?" Tanya Fany pada managernya.

"Cafe akhir akhir ini rame banget Fan, sampai sampai kita kuwalahan" ujar Rani. Fany memang menyuruh semua karyawannya memanggil dengan nama panggilannya. Karena kebanyakan karyawannya itu hampir seumuran dengannya.

"Bagus kalo gitu, terus pantau ya. Gue mau masuk dulu" ujar Fany.

"Tenang aja Fan, serahin sama gue" Fany hanya membalas nya dengan anggukan lalu masuk ke ruangannya.

Fany pun duduk di sofa ruangannya. Ia hanya ingin bersantai. Tak lama ia mendengar notifikasi dari ponselnya. Fany langsung saja membuka ponselnya.

Bianca😈
Fan lo dimana sih? Gue kerumah lo kok ngga ada orang?

Fany
Gue di cafe.

TIFFVENWhere stories live. Discover now