14-ANEH

60 4 0
                                    

"Mungkin sampai disini saja pertemuan kita kali ini, Thanks karena udah mau datang, Wassalamualaikum" Fany mengakhiri rapat osis setelah hampir satu jam mereka berkumpul. Mereka hanya sekedar membahas uang kas sekolah.

Fany langsung meletakkan berkas berkas mereka ke dalam lemari. Kemudian ia mengambil tas nya yang ada di kelas. Koridor sekolah sudah sangat sepi karena sudah pada pulang. Kemudian, Fany menaiki motornya dan bergegas pergi. Niatnya, Fany tak langsung pulang ke rumah.

Fany berhenti di depan tempat pemakaman umum. Ia menghela napas berat. Fany pun masuk ke pemakaman sambil mengucap salam. Ia menusuri makam dengan hati hati.

Fany pun berhenti di antara dua makam yang bersebelahan bernama Natasya Rahmadewi dan Regan Purnama. Fany langsung berjongkok. Ia mencabuti rumput rumput yang ada di sekitar dua makam itu.

"Ma Pa, Fany kangen banget sama kalian. Papa sama Mama kangen Fany ngga?" Fany bertanya dengan suara yang serak. Hening. Tak ada jawaban.

"Fany kangen di masakin Mama, Fany kangen di anterin sekolah sama Papa". Lagi. Hanya angin yang berembus. Pertahanan yang sudah di lawan Fany kini kalah. Air mata mulai turun tanpa izin dan mendarat di tanah. Fany terisak sambil menunduk. Ingatan lima tahun lalu kembali berputar di kepalanya.

Flashback on.

"Mama sama Papa beneran pukang hari ini kan?" Tanya Fany yang sedang tersambung panggilan oleh orang tuanya.

"Iya sayang, kamu tunggu ya" jawab Natasya di seberang sana.

"Mama jangan lama lama ya, Fany udah kangen banget".

"Iya, kita udah mau sampai kok" jawab Regan. Sampai sampai ia tidak tahu bahwa truk sedang melaju kencang dari arah berlawanan.

"Papa awas !" Teriak Natasya yang melihat truk itu. Regan langsung membatir stir ke arah pinggir jalan. Mobil yang dikendarainya langsung masuk ke jurang dan berakhir jatuh.

Di seberang, Fany yang mendengar suara bertubrukan itu langsung merinding. Firasatnya langsung buruk.

"Papa, Mama ngga papa kan?" Tanya Fany dengan keringat dingin yang bercucuran. Tak ada jawaban. Fany langsung menangis sambil berlari ke kamar Rendy.

"Abang !" Teriak Fany. Rendy yang sedang belajar itu langsung menoleh.

"Kok nangis, kenapa?" Tanya Rendy sambil menghampiri Fany.

"Mama sama Papa bang" jawab Fany dengan memeluk Rendy.

"Kecelakaan telah terjadi di daerah M. Korban mengendarai mobil ber plat B 73** PR jatuh ke jurang. Diketahui korban adalah seorang pasangan suami istri. Menurut para saksi, kecelakaan terjadi karena mobil korban melihat truk melaju kencang, kemudian mobil korban membanting stir ke arah jurang. Korban di bawa ke rumah sakit terdekat bernama Cendana Kasih" Rendy dan Fany langsung melemas melihat berita tersebut. Rendy pun ikut meneteskan air mata nya.Tak mau membuang waktu, Rendy langsung mengajak Fany untuk pergi ke rumah sakit Cendana Kasih.

Fany dan Rendy langsung berlari ke IGD. Ternyata mereka sedang di tangani oleh dokter. Saat dokter keluar dari ruangannya, di serbu oleh pertanyaan Rendy.

"Gimana keaadaan orang tua saya dok?" Tanya Rendy gelisah. Dokter menghela napas berat.

"Kami sudah berusaha sekuat mungkin, mohon maaf sebelumnya. Pasien tidak tertolong". Ujar dokter. .

Rendy dan Fany tercengang kemudian menangis. Fany langsung masuk ke ruangan orang tua nya. Fany langsung memeluk mereka.

"Mama sama Papa ngga mungkin ninggalin kita, bangun.., Fany mohon"

TIFFVENWhere stories live. Discover now