21-SEPUPU?

63 4 0
                                    

"Lama banget sih" umpatan terdengar jelas dari Steven.

Fany menghela napas. "Kita kan pos terakhir jadi ya lama. Mungkin terakhir pulang" ujar Fany. Steven berdecak sebal.

"Digigitin nyamuk gue. Bisa-bisa nanti pulang gue udah nggak ada bentuknya lagi"cibir Steven. Fany memilih tak menghiraukan ocehan Steven.

Saat ini mereka sedang jurit malam. Fany dan Steven berjaga di pos terakhir. Alhasil mereka harus menunggu anak-anak lama.

"Lo nggak ngantuk Fan?" Tanya Steven.

"Ngantuk" jawab Fany singkat.

"Terus? Nggak mau tidur?" Steven melirik jam tangannya. "Masih lama kok"

"Lo aja" jawab Fany.

"Ya udah gue tidur ya. Nanti kalo ada yang kesini bangunin gue aja. Ngantuk banget nggak tahan" ujar Steven lalu merebahkan tubuhnya di paha Fany yang kebetulan sedang duduk bersila.

"Eh" Fany kaget saat ada beban berat menimpa kakinya.

"Steven lo apa-apaan sih!" Fany berusaha mendorong-dorong Steven namun cowok itu hanya diam sambil terkekeh geli.

"Bentar aja" ujar Steven dengan memelas.

"Lo itu berat" ujar Fany.

"Tadi siang lo tidur di pundak gue berjam-jam juga nggak papa tuh. Kita impas dong berarti" ujar Steven.

"Kan lo yang nyuruh"ujar Fany tak mau kalah. "Jadi lo nggak ikhlas nolongin gue?"

"Bukan gitu" jawab Steven cepat dan langsung menegakkan tubuhnya. "Gue ikhlas kok kalo buat senderan lo berjam-jam bahkan buat berhari-hari. Ikhlas gue" ujar Steven.

"Lo mau modus kan?" Tanya Fany.

"Nggak minat gue"ujar Steven santai. Lalu merebahkan tubuhnya di paha Fany.

"Please, bentar aja" Fany menghela napas lalu mengangguk singkat. Steven langsung melingkarkan tangannya di pinggang Fany dan menyembunyikan wajahnya di perut Fany. Menghirup tubuh Fany yang mungkin menjadi candunya.

Fany yang kaget langsung mencubit pinggang  Steven tapi tak bereaksi apa-apa.

"Steven lo?!" Fany langsung berdiri alhasil Steven yang sedang asik tiduran tadi langsung terduduk di tanah.

"Anjir!" Umpat Steven ketika kepalanya tertempel tanah sedikit keras.

"Awshh kayaknya gue kena gegar otak nih"ringis Steven yang tak kunjung bangun.

"Fan tolongin gue Fan! Sakit nih" rengek Steven pada Fany.

"Gak usah manja" jawab Fany dingin dan tetap diam di tempatnya.

"Fan lo tega banget sih. Beneran sakit nih" ujar Steven sambil mengusap kepalanya. Fany tetap diam dan menatap Steven tanpa memiliki niat untuk membantunya.

Karena tak kunjung berdiri, Fany lalu menjulurkan tangannya di hadapan Steven.

"Bangun" tak sengaja Steven malah menarik tangan Fany yang alhasil Fany langsung jatuh di atas Fany.

Mereka tatap-tatapan cukup lama dengan tangan yang masih saling menggenggam. Fany yang tersadar langsung memalingkan wajahnya dan berdiri diikuti Steven.

"Sorry" ujar Steven yang entah mengapa menjadi gugup. Fany hanya berdehem dan membersihkan tubuhnya yang kotor terkena tanah.

Mereka lalu duduk kembali dengan suasana yang masih canggung. Tak ada yang berani memulai pembicaraan.

TIFFVENOnde histórias criam vida. Descubra agora