2.TAMARA MENANGIS?

1.6K 203 63
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)

***
Valdo memulai aksinya, dia menaruh sebuah permen karet di bangku Tamara. Karena Tamara sedang pergi ke toilet ini adalah waktu yang sangat di untungkan oleh Valdo.

Semua teman-temannya hanya diam membeku tak berani untuk melawan,  lagi pula Tamara yang dikerjain  bukan mereka.

Tamara datang dengan wajah cantiknya. Namunz sayang tertutup oleh dandanannya yang dinamis sehingga tak memikat hati para kaum Adam. Tamara langsung duduk. Karena merasa risih diperhatikan semua teman sekelasnya, Tamara merasa curiga. "Ngapain kalian semua liatin aku?!" Dengan berani Tamara bertanya seperti itu.

Satu kelas pun tertawa mendengar pertanyaan Tamara. Tamara semakin merasa panas, dia berniat untuk pergi meninggalkan kelasnya untuk menunggu guru masuk, tetapi ternyata ada benda lengket yang menempel di rok sekolahnya.

Seisi kelas kembali menertawai Tamara. Menurut mereka Tamara itu sangat cocok untuk menjadi bahan bullying. Sudah jelek sok-sokan jadi Miss Universe dengan di kabarkannya dia menyukai Valdo.

"Gimana?" bisik Valdo memperhatikan Tamara dari bawah sampai atas.

"Mangkanya jadi cewek nggak usah sok cantik! Mikir dulu kalo mau suka sama orang. Gue sih jijik sama lo. Gimana orang lain?" Valdo tersenyum menang, kali ini Tamara akan tunduk padanya.

"Aku emang pernah suka ya sama kamu, tapi itu dulu waktu aku belum tau kamu itu ...." Tamara menghentikan ucapannya. Percuma saja berbicara dengan orang kaya. Nggak ada gunanya. Semuanya bisa di lakukan dengan uang.

"Gue kenapa?" Valdo menatap tajam mata Tamara.

"Kamu jahat!" Tamara tidak berkata apa-apa lagi sungguh laki-laki di depannya ini begitu tega.

"Emang kenapa? Semua orang tahu siapa gue. Gue Oshvaldo Bryan memiliki kuasa penuh di sekolah ini," oceh Valdo dengan bangganya.

"Terserah kamu mau buat apa?! Yang jelas sekarang kamu harus minta maaf!" pinta Tamara penuh penekanan.

"Minta maaf?" Tawa Valdo, Radit, dan Dino pun terdengar.

Valdo melangkah lebih dekat ke Tamara kemudian dia melanjutkan kalimatnya, "Harusnya lo yang minta maaf sama gue!"

Valdo memang orang yang pandai dalam berargumen. Tetapi, dia menyalah gunakan kepandaiannya itu. Dia selalu membangkang tak pernah menuruti nasihat orang lain.

"Kalo suatu hari kamu suka sama aku ..." Tamara menggantungkan ucapannya, "aku nggak akan sudih sama kamu," lanjutnya.

"Gue suka sama lo? Ngaca dong! Lo siapa bilang gitu? Lo itu bukan siapa-siapa. Anak beasiswa aja belagu." Valdo mengkritik Tamara tanpa berpikir sama sekali.

"Seenggaknya aku punya otak yang cerdas buat ngebahagian orang tuaku. Nggak kayak kamu yang cuma ngabisin harta orang tua." Bukan Tamara jika tidak bisa melawan seorang Valdo.

Seisi kelas hanya diam mendengarkan, sedangkan Valdo? Dia merasa malu sekarang ini.

"Kenapa diem? Benerkan apa yang aku bilang?" Kini berbanding balik, Tamara yang berada di atas awan sekarang.

"Lo punya mulut di jaga! Atau lo mau keluarga lo menderita? hah!" ancam Valdo.

"Aku nggak takut. Aku punya Tuhan yang akan selalu ngelindungi. Aku nggak akan bergantung sama manusia seperti kamu!" Tamara melontarkan kata-kata yang menyentil Valdo.

"Mulai detik ini lo dan keluarga lo bakal menderita!" Dengan bersungut-sungut Valdo mengatakan itu.

Tamara sebenarnya takut dengan ancaman Valdo. Apa benar dengan yang dikatakan dia itu?

Kemudian Valdo menggebrak sebuah meja dan berkata, "Ingat mulai hari ini. Tunggu aja!"

Valdo langsung memberi instruksi kepada teman-temannya untuk pergi dari kelas Xl MIA 4.

"Yuk cabut!" Valdo kemudian langsung berlalu pergi.

"Siap!" sahut Dino dan Radit bersamaan.

Tamara mulai takut, sekarang apa yang akan terjadi di kehidupannya nanti jika seorang Valdo sudah menggertaknya seperti ini? Tamara sudah tahu dengan jelas Valdo itu siapa. Bahkan pacarnya sendiri tidak bisa mengendalikannya. Yang penting untuk Lyodra adalah shopping.

***

Karena bel sekolah sudah berbunyi, guru langsung memberikan instruksi untuk pulang.

Tamara tak akan membuang-buang waktunya, dia langsung bergegas ke tempat parkir untuk mengambil sepeda kesayangannya yang diberikan oleh mendiang Ayahnya dulu.

Saat Tamara ingin mengambil sepeda- nya itu ternyata semuanya sudah hancur. Sepeda kesayangannya telah tercecer. Sepedanya kini tak bisa digunakannya lagi.

Tamara langsung terduduk lesu. Dia menangis sesenggukan. Apa maksud semua ini? Kenapa ini semua terjadi padanya?

Valdo, Radit, dan Dino datang menghampiri Tamara. Mereka senang dengan apa yang sudah mereka lakukan. Mereka tidak tahu bahwa Tamara kali ini menangis.

"Kalian udah puas? Ini adalah sepeda dari mendiang Ayahku. Apa kalian nggak pernah mikir betapa berharganya sepedaku ini?!" Retak sudah semuanya, hancur lebur, semua kenangan pemberian mendiang Ayahnya pun kini pergi.

"Sepeda butut aja jadi kesayangan jangan-jangan kalo ada botol bekas jadi kekasihnya!" ejek Dino tak berperasaan sekali.

"Jaga mulut kamu! Aku tau kalian itu anak orang kaya yang bisa membeli ini itu dengan sesuka hati kalian. Apa kalian nggak pernah berpikir? Gimana nasib orang yang ada di bawah kalian kalo selalu diinjak-injak seperti ini?" tampik Tamara. Napasnya tak beraturan.

Valdo terkejut ketika mengetahui Tamara menangis. Seperti ada listrik yang menjalar di hatinya. Tujuan dia hanya ingin memberi peringatan agar tidak lagi-lagi melawannya.

"Kenapa kamu diam Oshvaldo Bryan? Aku nanya sama kamu sekarang ini. Puas kamu udah ngancurin barang berhargaku?" Tamara menahan amarahnya, sungguh ini diluar kehendaknya.

"Halah belagu banget lo cupu. Orang miskin belaga jadi Miss Universe ya gini nih. Nggak punya akhlak," caci Radit pedas.

Tamara kemudian bangkit dari duduknya.

"Kamu nggak akan tau semua ini itu berharga buat orang miskin." Tamara kemudian berjalan untuk pergi namun sebelum itu dia berbalik dan mengatakan, "terima kasih Oshvaldo Bryan, karena kamu dan teman-teman kamu aku benar-benar kehilangan sosok seorang Ayah!"

***

Terima kasih sudah mampir ke ceritaku.

Penasaran part selanjutnya?

Silahkan komen jika ada typo!

Follow Instagram Author
@Dewibiruu

Follow YouTube Author
@dewisarah16

Ranselku [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang