16. Alasannya

17 1 0
                                    

Darma melepaskan ciumannya disaat dia merasa kedua murid laki-laki yang tadi sudah benar-benar menghilang.

"Maaf," Ucap Darma sambil bangun dari posisinya.

Venus masih membeku di tempatnya. Jujur, itu bukan pertama kalinya Venus berciuman dengan seorang cowok tapi Venus tidak tahu kenapa ciuman tadi terasa berbeda.

Bahkan Venus bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang.

"Ven gue gak bermaksu—" belum selesai Darma berbicara, Venus menyahutnya.

"Lo kenapasih?!" Tanya Venus.

Darma diam. Tidak menjawabnya.

"Dar!! Lo sadar gak sih? Itu murid tadi lagi transaksi narkoba dan lo sebagai ketua osis kenapa diem aja?!"

"Itu bukan urusan gue,"

"TERUS APA GUNANYA LO JADI KETUA OSIS?!"

"Gue ketua osis ven, bukan polisi."

"YA TETEP AJA?! Bukannya tujuan lo jadi ketua osis itu buat bikin sekolah ini jadi lebih baik?!"

"Gue gak mau kecipratan masalah gituan. Lagian kan itu gak ada hubungannya sama lo. Kenapasih lo ribut banget?!" Bentak Darma.

Dada Venus terlihat naik turun karena emosinya yang memuncak.

Benar, omongan Darma barusan memang benar. Ini semua tidak ada hubungannya dengan dirinya. Mengapa dirinya harus seemosional ini?

Venus menutup matanya rapat-rapat. Berusaha meredakan emosinya.

Setelah beberapa saat, ia mendorong tubuh Darma dari hadapannya lalu berjalan menjauh menuju arah tangga. Meninggalkan Darma yang masih diam di tempatnya.

ᴛ ᴘ ᴏ ᴜ

"Eh lo di alpain sama pak Ian." Ucap Carla, saat dia dan Lila baru memasuki kelas setelah pelajaran olahraga yang melelahkan.

"Bodo ah." Venus menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Eh Darma mana?" Tanya Lila.

"Gak tau." Venus menjawabnya.

"Tadi kan dia disuruh pak Ian buat manggil lo di kelas, tapi dia gak balik lagi." Ucap Lila menjelaskan.

Venus seketika mengangkat wajahnya.

"Apa lo bilang?" Tanya Venus.

"Iya, tadi dia disuruh pak Ian manggil lo di kelas. Eh dianya malah ikutan gak balik." Lila mengulangi perkataannya.

Venus seketika diam. Otaknya berusaha mencerna apa yang ada didalam pikirannya Darma. Mengapa dia melakukan hal itu? Mengapa Darma berbohong kepadanya dan bilang kalau dia sakit?

"Tapi enaknya dia kesayangan guru sih, jadi dikiranya ada urusan mendadak, cih." Carla berdecih.

"Iya, gak fair banget." Lila ikut menambahkan.

Venus langsung mengeluarkan handphonenya dan mengetikkan sesuatu didalamnya.

Venus: lo dimana?

Venus mengirimkan pesan singkat tersebut kepada Darma. Namun, Darma tak kunjung membalasnya.

Namun selang beberapa detik, Venus langsung mengurungkan pesan yang dia kirimkan. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri. Dia lupa, bahwa dia tadi memarahi Darma karena hal yang bahkan setelah dia sadari, tidak ada gunanya. Tapi mengapa sekarang dia mengirimkan pesan seolah tadi tidak terjadi apa-apa?

Tiba-tiba bunyi pesan masuk seketika membuat Venus reflek melihat handphonenya.

Deno: gue serius sm yg gue bilang kemaren

Deno: gue gabakal lepasin lo Venus

Deno: gak akan pernah

Venus menutup matanya rapat-rapat dan menghembuskan nafasnya. Dia langsung mematikan handphonenya tanpa membalas pesan dari Deno.

𝕓𝕖𝕣𝕤𝕒𝕞𝕓𝕦𝕟𝕘...

The Part Of UsWhere stories live. Discover now